IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, pertumbuhan ekonomi tahun depan masih dibayangi risiko ekspor.
Tahun ini tingginya ekspor memang didorong oleh permintaan dari negara maju khususnya minyak sawit CPO dan komoditas batu bara. Namun, permintaan komoditas energi ini dikhawatirkan meredup pada tahun depan.
"Pertama adalah volume, karena China, Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Jepang masih cukup tinggi, dan sekarang India sebagai pusat pertumbuhan yang luar biasa, terutama untuk crude palm oil (CPO) kita. Kalau dunia temaram, seperti tadi yang disebutkan, pasti permintaan ekspornya menurun, komoditas juga tidak akan setinggi itu," ungkap Sri dalam Kompas100 CEO Forum 2022 secara virtual di Jakarta, Jumat (2/12/2022).
Isu ekspor ini, sebut Sri, menjadi faktor ketiga di dalam outlook pertumbuhan Indonesia tahun depan selain daya beli dan investasi. Karena itu, kebijakan fiskal harus dapat merespon segala risiko salah satunya menetapkan defisit APBN 2023 sebesar 2,84%.
"Pada saat market sekarang sangat turbulent, exchange rate tinggi, interest rate tinggi, kalau Anda tidak punya anchor atau jangkar disiplin fiskal, ya yang terjadi adalah confidence akan runtuh," tambah Sri.