ECONOMICS

Dirut Bulog Sebut Nasib Petani Semakin Memburuk Imbas Perang Iran vs Israel

Suparjo Ramalan 25/04/2024 22:35 WIB

Tren penurunan produksi beras di dalam negeri digadang-gadang masih akan terjadi ke depannya. Hal ini imbas memanasnya geopolitik global.

Dirut Bulog Sebut Nasib Petani Semakin Memburuk Imbas Perang Iran vs Israel. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Tren penurunan produksi beras di dalam negeri digadang-gadang masih akan terjadi ke depannya. Hal ini imbas memanasnya geopolitik global, terutama konflik antara Iran-Israel.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menilai, kondisi ini memberi efek buruk bagi banyak petani. Sebab, petani di Tanah Air masih akan dihadapkan dengan kondisi sulit dan tidak mudah.

"Karena tren produksi beras masih anjlok di waktu-waktu mendatang," ujar Bayu saat konferensi pers, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Perkaranya, konflik di Timur Tengah membuat rantai pasok atau supply chain sejumlah komoditas di level dunia terhambat, termasuk Indonesia. Misalnya, suplai bahan baku pupuk terganggu. Hal ini berimbas pada menurunnya volume produksi pangan secara nasional. 

Padahal, pangan membutuhkan bahan yang memiliki kandungan unsur hara agar bisa berkemban secara optimal. 

“Jadi, ke depan kita membayangkan bahwa apa yang dihadapi para petani ini akan sulit, tidak mudah. Pupuk suasananya masih, katakanlah belum normal karena ada perang dan lain-lain,” jelas dia.

“Belum lagi sekarang intensitas situasi di Timur Tengah dengan masalah Israel, Palestina, Iran dan lain-lain, itu pasti mempengaruhi rantai pasok global,” paparnya.

Bayu menilai, perlu langkah intervensi, jika tidak petani akan jauh lebih sulit. Terkait hal ini, Bulog sendiri telah menginisiasi program Mitra Tani, di mana perusahaan mendampingi para petani untuk mendapatkan bibit, pupuk, hingga usaha tani.

“Oke, apa yang bisa Bulog bantu untuk mencari pasokan pupuk misalnya. Petani kesulitan dengan bibit, kita akan coba bibit yang bersertifikat, ini tidak bermaksud menggantikan programnya Kementan, karena ini sifatnya spot-spot saja,” ucap Bayu. 

“Bulan ini kita baru memulainya di dua kabupaten, yaitu di Nganjuk dan Banyuwangi, program Mitra Tani. Luasannya juga baru beberapa hekatre, tidak besar, tapi dengan demikian mudah-mudahan paling tidak bisa membantu petaninya,” beber dia.

(YNA)

SHARE