Diusulkan Naik, Tarif Listrik Indonesia Masih Murah dari Filipina
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, melihat usulan kenaikan ini dilakukan karena komposisi penggunaan pada rumah tangga jauh lebih besar.
IDXChannel – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana melakukan penyesuaian tarif dasar listrik (TDL). Dengan penyesuaian ini, tagihan listrik ditengarai akan turut meningkat sesuai golongan pelanggan.
Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, melihat usulan kenaikan ini dilakukan karena komposisi penggunaan pada rumah tangga jauh lebih besar. Hal inilah yang menyebabkan TDL bisa dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan subsidi yang diberikan pemerintah.
“Harusnya kita bedah dari sisi komposisinya, komposisinya itu seperti apa. Kalau kita melihat dari sisi komposisinya, yang rumah tangga itukan subsidinya terbesar. Jadi, otomatis karena dia tebesar jadi dipastikan naik turun,” ujar Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani dalam program Market Review IDX Channel, Selasa (13/4/2021).
Hariyadi menambahkan, penetapan tarif di Indonesia disebutkan pembeli listrik terbesar membayar yang lebih mahal. Pernyataan tersebut tidak tepat dalam teori ekonomi, karena pembeli yang lebih besar itu lebih efisien karena dia membeli dengan jumlah besar.
Sebaliknya, pengguna listrik di Indonesia yang lebih besar justru mendapatkan disinsentif dikarenakan bayar lebih mahal.
“Rumah tangga, yang istilahnya pembeliannya relatif kecil karena rumah tangga rata-rata di bawah 5.000 volt-ampere di 5.000 kWh. Nah itu dia sudah subsidi bahkan yang terbesar itukan yang di bawah 900 Watt ke bawah itukan dapat subsidi. Nah jadi kalau diambil rata-ratanya sudah pasti kelihatannya turun,” jelanya.
Jika dibandingkan tarif industrinya saja, Indonesia bukan yang termurah. Yang termurah adalah Vietnam. Di Vietnam, output produknya besar, seperti tekstil.
Adapun perbandingan tarif listrik Indonesia dan negara ASEAN lainnya, (Cent USD/kWh) yakni Indonesia dengan 11.1 Cent USD/kWh, Thailand, 13.5 Cent USD/kWh, Singapura, 19.97 Cent USD/kWh, Filipina 18.67 Cent USD/kWh, dan Malaysia 12.9 Cent USD/kWh. (TYO)
(Ditulis oleh: Annisa Winona)