ECONOMICS

Dorong Industri Kendaraan Listrik, Jokowi Bahas Insentif dari Smelter hingga Tarif Parkir

Suparjo Ramalan 18/09/2021 06:46 WIB

Jokowi terus fokus terhadap perkembangan mobil listrik di tanah air. Usai groundbreaking, dia kemudian membahas mengenai insentif yang dipersiapkan.

Dorong Industri Kendaraan Listrik, Jokowi Bahas Insentif dari Smelter hingga Tarif Parkir. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus fokus terhadap perkembangan mobil listrik di tanah air. Usai melakukan groundbreaking, Kepala Negara dan sejumlah Menteri melakukan pertemuan khusus di Istana Bogor, Jumat (17/9/2021), yang membahas kesiapan teknis pembangunan EV Baterai, sebagai tindak lanjut pembangunan industri baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). 

Pertemuan tersebut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

Persiapan teknis yang dibahas meliputi persiapan tambang, smelter, recycle baterai, mobil, motor, hingga insentif fiskal dan non fiskal. Erick menyebut, salah satu poin yang dikaji adalah perlu tidaknya parkir kendaraan listrik mendapat insentif pemerintah. 

"Kita membahas mulai tambangnya, smelter-nya, baterainya, mobilnya, motornya, recycle baterainya, track-nya, sampai insentif fiskal dan non fiskal. Kalau non fiskal itu sampai parkirnya dapat insentif tidak?" ujar Erick dalam acara Peluncuran e-materai dan surat elektronik Peruri. 

Erick menyebut sudah saatnya Indonesia melakukan reposisi dan bangkit dari persaingan global. Mengutip arahan Kepala Negara, Erick mengingatkan, Indonesia jangan sampai kehilangan kesempatan berikutnya. 

Karena itu, pembangunan industri baterai kendaraan listrik akan dimaksimalkan pemerintah agar mampu berkompetisi di pasar global. 

"Kalau memang pada saat Covid ini yang tepat bagi Indonesia mereposisi, harus bangkit daripada persaingan global. Salah satunya, di industri baterai listrik ini, apalagi kita terbesar produsen nikel," katanya. 

"Yang Pak Presiden sampaikan sudah sejak lama boomingnya kita lewat, booming perkayuan kita lewat, yang ini kita tak mau lewat lagi," lanjut dia. (TYO)

SHARE