ECONOMICS

Dua Tahun Covid di RI, Ahli Epidemiologi Prediksi Kasus Pertama Tidak Real Time

Muhammad Sukardi 02/03/2022 09:10 WIB

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia sebut laporan kasus pertama Covid di Indonesia tidak real time.

Dua Tahun Covid di RI, Ahli Epidemiologi Prediksi Kasus Pertama Tidak Real Time(Dok.MNC)

IDXChannel - Penemuan kasus pertama Covid-19 di Indonesia dilaporkan pada 2 Maret 2020, tepat 2 tahun yang lalu di hari ini, Rabu (2/3/2022).

Dua warga Depok dinyatakan sebagai orang pertama dan kedua yang terpapar Covid-19. Mereka adalah ibu dan anak yang tertular Covid-19 oleh warga negara Jepang.

Laporan tersebut dianggap tidak real time oleh Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman. Ia memprediksi kasus pertama Covid-19 sudah ada di Indonesia setidaknya di awal Februari 2020.

"Menurut hemat saya, kejadian kasus 1 dan 2 Covid-19 di Indonesia itu bukan kasus pertama dan kedua sesungguhnya. Kasus pertama diprediksi di awal Februari 2020," papar Dicky Budiman pada MNC Portal, Rabu (2/3/2022).

Alasannya, kata Dicky, itu mengacu pada data kematian pertama akibat Covid-19 yang sudah terjadi sebelum Maret 2020 berakhir.

"Itu menunjukkan bahwa sejatinya kasus Covid-19 sudah ada di masyarakat setidaknya 34 minggu dari kasus pertama dilaporkan," sambungnya.

Kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini tapi diapresiasi oleh Dicky. Cakupan vaksinasi yang tinggi menjadi bukti nyata bahwa pemerintah sigap dalam memberikan perlindungan kesehatan untuk warganya.

Itu juga menjadi modal yang cukup baik Indonesia bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 yang sepertinya juga diprediksi belum bisa selesai dalam waktu dekat.

"Cakupan vaksinasi yang tinggi bukan hanya 'prestasi' pemerintah, tetapi juga karena masyarakat yang ikut berperan aktif dalam upaya melawan pandemi ini," ungkapnya. 

Dicky Budiman juga menjelaskan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih menetapkan status Indonesia dalam level 'community transmission' sejak April 2020 hingga Maret 2022. Ini artinya, gelombang pandemi masih serius terjadi di masyarakat. 

"Artinya, kemampuan kita menemukan kasus di masyarakat masih terbatas dan masih ada gap besar antara kasus yang ditemukan dan dilaporkan dengan kasus yang terjadi di masyarakat," tambahnya. 

Adapun dari data Kementerian Kesehatan mencatat per 1 Maret 2022, ada 148.660 korban jiwa dari paparan infeksi virus SARS-CoV2.

Sebanyak 5.589.176 kasus konfirmasi positif Covid-19 tercatat sejak 2 Maret 2020 dan 4.901.302 di antaranya yang dinyatakan sembuh.


(IND) 

SHARE