ECONOMICS

Dugaan Hacker China Bobol Server 10 Lembaga RI, BIN Klaim Situsnya Aman

Riezky Maulana 14/09/2021 11:13 WIB

Terkait dugaan pembobolan server pemerintahan oleh hacker China, Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut situs BIN dalam kondisi aman.

Dugaan Hacker China Bobol Server 10 Lembaga RI, BIN Klaim Situsnya Aman (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menyebut pihaknya kini telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait kebenaran informasi peretasan server BIN maupun 9 intansi lainnya. Sampai dengan saat ini, situs BIN diklaim dalam kondisi aman.

"Hingga saat ini server BIN masih dalam kondisi aman terkendali dan tidak terjadi hack sebagaimana isu yang beredar bahwa server BIN diretas hacker asal China," tutur Wawan melalui keterangan tertulis, Selasa (14/9/2021).

Wawan menjelaskan, BIN selalu melakukan pengecekan secara berkala terhadap sistem berjalan, termasuk server. Tujuannya, kata dia, untuk memastikan bahwa server tersebut tetap berfungsi sebagaimana mestinya. 

"Serangan siber terhadap BIN adalah hal yang wajar, mengingat BIN terus bekerja untuk menjaga kedaulatan NKRI dan mengamankan kepentingan nasional rakyat Indonesia," katanya.

Dia mengatakan, BIN melakukan kekerja sama dengan BSSN, Kominfo serta lembaga pemerintah lain untuk memastikan jaringan BIN dalam aman dan bebas dari peretasan. Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung mempercayai kabar tersebut.

"Tetap melakukan check, recheck, dan crosscheck atas informasi yang ada di masyarakat. Hal ini perlu dilakukan mengingat sebelumnya juga muncul isu hoaks kebocoran data eHAC," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, hacker asal China diduga menembus jaringan internal kementerian dan lembaga Republik Indonesia. Tak main-main, jumlahnya mencapai 10 kementerian dan lembaga, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).

Penyusupan tersebut ditemukan oleh Insikt Group, divisi penelitian ancaman Recorded Future.Dikutip dari laman The Record, Minggu (12/9/2021), penyusupan ini dikaitkan dengan kelompok yang disebut Mustang Panda. 

Mereka merupakan kelompok yang berasal China yang memiliki kampanye spionase siber dengan menargetkan kawasan Asia Tenggara. 

(IND) 

SHARE