Dulu Nyaris Bangkrut, Jokowi: Krakatau Steel Sudah Semakin Sehat
Presiden Jokowi mengungkapkan, kondisi keuangan BUMN baja ini sudah semakin sehat.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meresmikan Pabrik Hot Strip Mill #2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Rp7,5 triliun. Jokowi mengungkapkan, kondisi keuangan BUMN baja ini sudah semakin sehat.
Seperti diketahui, kinerja perusahaan KRAS pada 2020 berhasil meraih laba bersih USD23,67 juta atau sekitar Rp339 miliar. Kinerja positif ini diraih untuk pertama kalinya setelah delapan tahun berturut-turut mencatat kerugian. Bahkan pada 2019 lalu, Krakatau Steel mencatat kerugian USD503,65 juta atau setara Rp7,2 triliun.
“Transformasi BUMN menjadi keharusan agar BUMN2 kita ini menjadi BUMN yang kelas dunia, yang semakin profesional, yang semakin kompetitif, yang semakin menguntungkan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat dan membuka semakin banyak lapangan pekerjaan di negara kita. Serta berkontribusi lebih besar pada pendapatan negara,” katanya saat meresmikan Hot Strip Mill #2 PT milik Krakatau Steel (Persero) Tbk di Banten, Selasa (21/9/2021).
Transformasi tersebut juga dilakukan oleh PT Krakatau Steel Tbk. Termasuk juga terus melakukan restrukturisasi sebagai langkah penyelamatan Krakatau Steel yang nyaris bangkrut. Di mana hal ini menurut Jokowi telah membuat PT Krakatau Steel saat ini semakin sehat.
“PT Krakatau Steel juga terus melakukan transformasi dan terus melakukan restrukturisasi. Pak Menteri BUMN tadi menyampaikan Krakatau Steel saat ini sudah semakin sehat karena memang sebelumnya kurang sehat. Produksinya juga semakin lancar,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan bahwa pengolahan baja adalah industri yang sangat strategis. Pasalnya produk yang dihasilkan sangat dibutuhkan dan dimanfaatkan oleh industri-industri lain.
“Artinya nanti akan mengurangi semakin banyak impor kita dari negara-negara lain. Dan merupakan salah satu pilar penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena konsumsi baja kita sangat besar. Kalau kita tahu konsumsi baja sangat besar jangan dibiarkan ini dimasuki produk-produk dari luar,” pungkasnya. (RAMA)