Efek Banjir Barang Impor, Gerus Pertumbuhan UMKM hingga Munculkan Fenomena Margin Hunter
Kemenkop UMKM membeberkan ancaman bahaya banjir barang impor murah di pasar domestik.
IDXChannel - Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membeberkan ancaman bahaya banjir barang impor murah di pasar domestik.
Kekhawatiran barang impor yang berupa consumer goods seperti pakaian jadi, sepatu, kosmetik itu menggerus pertumbuhan UMKM yang diharapkan menjadi tonggak ekonomi Indonesia.
"Semakin banjirnya produk impor murah, dikhawatirkan akan menimbulkan fenomena margin hunter di kalangan pengusaha," kata Plt. Deputi Bidang UKM KemenKopUKM, Temmy Setya Permana dalam diskusi media di kantor KemenkopUKM, Selasa (6/8/2024).
Fenomena margin hunter ini, kata Temmy, adalah pergeseran pengusaha yang awalnya memiliki pabrik produsen akan bergeser menjadi distributor.
"Beberapa teman-teman pelaku usaha yang biasanya memproduksi dengan punya workshop, sekarang lebih suka beli (impor) saja karena harganya lebih murah," kata Temmy.
"Kemudian setelah beli barangnya, mereka white label atau kasih label sendiri lalu dijual. Itu lebih menjanjikan keuntungan bagi mereka," kata dia.
Temmy mengungkapkan, jika praktik fenomena margin hunter ini terus dibiarkan maka investasi perekonomian tidak akan tumbuh. Imbasnya, lanjut Temmy, tidak ada industri baru maka tidak akan ada pembukaan lapangan kerja baru.
"Kalau semuanya dibiarkan terus (margin hunter), investasi tidak tumbuh nanti. Tidak ada industri baru, tidak ada pabrik baru, mau tidak mau tenaga kerja akan berkurang," katanya.
Diketahui, Pemerintah berencana menerapkan kebijakan bea masuk atau pajak impor dari China sebesar 200 persen, sebagai upaya melindungi ekonomi Indonesia atas maraknya barang-barang impor dengan harga yang lebih murah.
(Nur Ichsan Yuniarto)