Ekonom Nilai Pemangkasan Suku Bunga BI Tepat, Ekonomi RI 2026 Diproyeksi Tumbuh 5,4 Persen
Senior Economist DBS Bank menilai keputusan BI memangkas suku bunga acuan menjadi 5 persen tepat. Pertumbuhan ekonomi RI pada 2026 diproyeksi capai 5,4 persen.
IDXChannel - Senior Economist DBS Bank, Radhika Rao, menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen sejalan dengan prediksi DBS Group Research.
Pemangkasan ini merupakan yang kedua kalinya secara beruntun, mencerminkan ruang kebijakan moneter yang akomodatif di tengah tantangan global.
Menurut Radhika, pelemahan momentum pertumbuhan domestik dan situasi perdagangan global yang menantang membuat BI memilih kebijakan yang mendukung pertumbuhan.
"Keputusan ini diambil di tengah inflasi yang masih sesuai target dan rupiah yang relatif stabil,” ujar Radhika dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).
Radhika memandang Indonesia memiliki posisi yang relatif lebih baik dalam menghadapi tantangan global, termasuk potensi dampak tarif perdagangan internasional dari Amerika Serikat (AS).
DBS Group Research mencatat beberapa faktor kunci yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni meredanya inflasi yang memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih fleksibel, peningkatan belanja kesejahteraan dan pemerintah yang mendorong konsumsi domestik, dan arus masuk Foreign Direct Investment (FDI) yang positif, mencerminkan kepercayaan investor internasional.
Adapun DBS Group Research memproyeksikan inflasi di Indonesia akan tetap terkendali dalam target BI hingga 2026.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2026 diperkirakan meningkat hingga 5,4 persen year-on-year, level tertinggi sejak 2018.
Analisis DBS Group Research menunjukkan bahwa ekonomi AS diperkirakan melambat pada paruh kedua 2025. The Fed diproyeksikan akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin di semester II-2025, dengan kemungkinan pemangkasan tambahan 50 basis poin di 2026.
Mengingat The Fed juga diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneternya, BI kemungkinan akan mempertahankan sikap dovish pada Kuartal IV-2025.
Para pembuat kebijakan akan terus mendorong agar transmisi dari total 100 basis poin pemangkasan suku bunga yang telah dilakukan sepanjang tahun ini dapat tersalurkan secara penuh ke dalam perekonomian.
Seiring dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga, imbal hasil obligasi Indonesia mulai menurun. Aliran modal asing (FDI) yang sempat mereda, diperkirakan akan kembali mengalir ke pasar domestik pada paruh kedua tahun ini.
Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif, mengungkapkan pasar saham Indonesia menunjukkan rotasi menarik ke saham-saham big caps berkualitas yang lebih tahan terhadap volatilitas global.
"Meskipun indeks LQ45 dan IDX30 mengalami kinerja di bawah rata-rata hingga Juli 2025, valuasi pasar saat ini masih relatif menarik dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, sehingga membuka peluang bagi investor yang mencari stabilitas sekaligus potensi pertumbuhan,” kata Maynard.
Untuk pergerakan USD/IDR menunjukkan koreksi signifikan dalam dua bulan terakhir, sejalan dengan perkembangan pasar global dan sentimen terhadap kebijakan moneter AS.
DBS Group Research memproyeksikan nilai tukar USD/IDR akan mengalami konsolidasi dalam jangka pendek. Hal ini mencerminkan stabilisasi pasar sekaligus adaptasi terhadap ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dan kondisi ekonomi domestik Indonesia.
(Febrina Ratna Iskana)