ECONOMICS

Ekonom UOB Sebut Ekonomi ASEAN Tangguh Meski Suku Bunga Tinggi Setahun ke Depan

Anggie Ariesta 10/10/2023 02:30 WIB

UOB memproyeksi ekonomi ASEAN tangguh menghadapi era kenaikan suku bunga hingga setahun ke depan.

Ekonom UOB Sebut Ekonomi ASEAN Tangguh Meski Suku Bunga Tinggi Setahun ke Depan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Ekonomi negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) diproyeksi tangguh menghadapi era kenaikan suku bunga hingga setahun ke depan. Setelah dihantam pandemi Covid-19 yang menyebabkan suku bunga dipangkas hingga 0%.

Hal itu mengakibatkan suplai dan demand kolaps karena adanya pembatasan ekonomi. Ekonom Senior UOB, Enrico Tanuwidjaja, mengatakan saat sisi supply belum bisa beradaptasi pada 2022, sisi permintaan sudah meningkat sedemikian cepat.

Oleh karena itu seluruh bank sentral seluruh dunia menaikkan suku bunga. "Sampailah kita pada hari ini di level suku bunga yang terbilang cukup tinggi sehingga diyakini akan meredam demand dan memberikan waktu pada sisi supply untuk memenuhi peningkatan demand tersebut, alhasil inflasi naik," ungkap Enrico dalam Konferensi Pers “Road to UOB Gateway to ASEAN Conference 2023”, Senin (9/10/2023).

"Ekspektasi inflasi dirasa akan elevated, maka kita akan melihat era suku bunga tinggi ini akan berlangsung cukup lama yaitu sepanjang 9-12 bulan ke depan," lanjutnya.

Menurut Enrico, ASEAN tetap tangguh dan resilien yang merupakan suatu bukti bahwa ekonomi di Asia Tenggara tidak perlu menaikkan suku bunga terlalu drastis. Ada 10-11 sektor area unggulan di ASEAN, seperti contohnya mesin, elektrikal, equipment untuk Singapura, Malaysia dan Thailand.

"Indonesia unggul di area komoditas, agrikultur dan juga karet, namun untuk lebih tangguh, sektor utama harus dilihat dengan paradigma baru, kalau tidak, begitu ada guncangan global akan kembali merosot," jelas Enrico.

Seperti contoh ekspor Tiongkok sudah menurun terhadap dunia global, karena mereka ada krisis sektor properti. "Secara spesifik ini mengakibatkan pergerakan tren momentum kontraksi ekspor dan impor Asia Tenggara sudah menurun di satu kuartal ini," pungkasnya.

(FRI)

SHARE