ECONOMICS

Ekonomi Global Anjlok ke 2,2 Persen, Eropa Diprediksi Babak Belur

Desi Angriani 23/11/2022 06:40 WIB

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia anjlok menjadi 2,2% pada 2023.

Ekonomi Global Anjlok ke 2,2 Persen, Eropa Diprediksi Babak Belur (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia anjlok menjadi 2,2% pada 2023.

Dengan prediksi tersebutm ekonomi Eropa diyakini paling babak belur dalam menghadapi resesi global karena mereka belum berhasil memerangi gejolak inflasi.

"Kami tidak memprediksi resesi, tapi kami pasti memproyeksikan periode pelemahan yang nyata," kata kepala OECD Mathias Cormann dikutip dari Reuters, Selasa (22/11/2022).

OECD menjelaskan,Eropa menanggung beban terberat karena perang Rusia di Ukraina menghantam aktivitas bisnis dan mendorong lonjakan harga energi.

Diperkirakan, ekonomi 19 negara zona euro akan tumbuh 3,3% tahun ini atau melambat menjadi 0,5% pada 2023. Itu sedikit lebih baik daripada prospek September OECD.

Adapun kontraksi 0,3% tahun depan diramal terjadi di kelas berat regional Jerman, yang ekonominya bergantung pada impor energi Rusia.

Sementara ekonomi Prancis yang tidak bergantung pada gas dan minyak Rusia, diperkirakan akan tumbuh 0,6% tahun depan. Italia terlihat mengalami pertumbuhan 0,2%, yang berarti beberapa kontraksi triwulanan kemungkinan terjadi.

Di luar zona euro, ekonomi Inggris terlihat menyusut 0,4% tahun depan karena bersaing dengan kenaikan suku bunga, inflasi yang melonjak, dan kepercayaan publik yang lemah. 

Perekonomian AS diperkirakan melambat dari 1,8% tahun ini menjadi 0,5% pada 2023 sebelum naik menjadi 1,0% pada 2024. Kemudian ekonomi China yang bukan anggota OECD, adalah salah satu dari sedikit ekonomi besar yang diperkirakan akan meningkat tahun depan dari 3,3% tahun ini menjadi 4,6% pada 2023.

"Pada kebijakan moneter, pengetatan lebih lanjut diperlukan di sebagian besar ekonomi maju dan di banyak ekonomi pasar berkembang untuk memperkuat ekspektasi inflasi," kata Cormann.

(DES)

SHARE