Ekonomi Indonesia Vs Malaysia di Masa pandemi, Mana yang Lebih Baik?
Di ASEAN, pemulihan ekonomi negara selain Indonesia masih berada di bawah level sebelum pandemi.
IDXChannel – Laporan data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2021 melejit hingga 7,07% secara year on year (yoy). Dengan begitu, Indonesia kembali ke zona positif pertumbuhan ekonomi, yang beberapa triwulan terakhir mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.
Di ASEAN, pemulihan ekonomi negara selain Indonesia masih berada di bawah level sebelum pandemi. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu mengungkapkan Indonesia termasuk dalan jajaran negara yang pemulihan ekonominya sudah lebih baik dibandingkan dengan sebelum pandemi.
“Indonesia justru termasuk negara di ASEAN yang di 2021 sudah melampaui masa sebelum pandemi. Ibaratnya kalau ASEAN pada tahun 2020 turun tangga 3-4 anak tangga, 2021 naik anak tangganya 4. Jadi belum recover sepenuhnya,” ungkapnya, Selasa (24/8/2021).
Ada pula negara lain yang angka pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan angka kontraksi. Italia misalnya, angkanya menunjukkan dari -18,2% menjadi -17,3 persen, malaysia dari -17,2% menjadi -16,1%, dan Singapura dari -13,3% jadi -14,3%.
Dimana pada kawasan Asia Tenggara, hanya Vietnam, yang tumbuh positif sebesar 2,91% pada tahun 2020. Sedangkan negara lainnya di ASEAN tumbuh negatif.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, pada kuartal II-2021, ekonomi malaysia tumbuh lebih cepat secara tahunan dari perkiraan. Bank Negara Malaysia mengambil kebijakan unuk memangkas perkiraan pertumbuhan 2021 karena peningkatan kasus Covid-19 dan lockdown baru membebani prospek ekonomi.
Mengutip dari Reuters, Selasa (24/8/2021), produk domestik bruto (PDB) naik 16,1% dari sebelumnya penurunan yang disebabkan oleh Covid-19 setahun belakangan. Realisasi PDB mengalahkan ekpektasi 14,3%.
Hal tersebut terjadi seiring dengan pemerintah Negeri Jiran yang memberlakukan penguncian di seluruh negara sejak Juni 2021. Tindakan ini mengorbankan pekerjaan 4 ribu orang dan membuat pertumbuhan industri bergerak ke level terendah pada lima bulan terakhir.
Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz mengindikasikan pemerintah dapat memangkas ekspansi menjadi sekitar 4 persen.
“Kami sedang merevisi ke angka yang lebih rendah dan akan membagikan jumlah pastinya setelah kami mendapatkan data dari lapangan,” ungkap Zafrul, dilansir Bloomberg, Selasa (24/8/2021).
Yang terjadi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2021 ini membuat ekonomi Indonesia kembali ke angka positif. Sejak setahun lalu, Indonesia memasuki resesi karena pertumbuhan ekonomi minus pada 4 kuartal berturut-turut. Pada kuartal I-2021, pertumbuhan ekonomi berada di angka -0,74%, hal ini lebih baik dibanding kuartal II-2020 yang mencatat kontraksi terdalam sebesar -5,32%.
Meski begitu, Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia telah menyepakati penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal Rupiah dan Ringgit atau Local Currecy Settlement (LCS). Penguatan kerja sama LCS antara BI dan bank sentral Negeri Jiran tersebut juga meliputi pelonggaran aturan transaksi valuta asing (valas). (TIA)