Ekspansi Bisnis ke Vietnam, Kredivo Siapkan Fitur PayLater
Kredivo meemberi pernyataan resmi terkait ekspansi bisnisnya ke Vietnam.
IDXChannel - Platform kredit digital Kredivo meemberi pernyataan resmi terkait ekspansi bisnisnya ke Vietnam menyusul rencana menjadi perusahan publik dalam waktu dekat. Dalam pengembangannya tersebut, Kredivo juga menyiapkan layanan PayLater.
Adapun perluasan layanan ini dilakukan melalui skema Join Venture dengan Phoenix Holding, perusahaan investasi keluarga di Vietnam dengan portofolio terdiversifikasi di sektor konsumen, layanan keuangan, ritel, dan teknologi.
Manajemen Kredivo memandang Vietnam merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat dan paling menjanjikan di Asia Tenggara. Peluang pasar kredit terbuka luas dengan hanya 4,1% populasi yang memiliki kartu kredit.
“Peluncuran Kredivo di Vietnam sebagai pangsa pasar pertama di luar Indonesia merupakan pencapaian dan tonggak lain yang membanggakan dalam tahun ini. Vietnam merupakan pilihan yang logis mengingat penetrasi kartu kredit yang rendah di negara tersebut dan kelas menengah yang berkembang pesat; pasar e-commerce yang berkembang pesat; dan kesamaan pola demografi dan konsumsi dengan Indonesia, kata Chief Operating Officer Kredivo, Valery Crottaz, melalui pernyataan tertulis kepada MNC Portal, Jumat (27/8/2021).
Kredivo akan bermitra dengan VietCredit Joint Stock Company, perusahaan pembiayaan terkemuka, untuk mengoperasikan bisnis PayLater Kredivo di Vietnam.
Produk inti Kredivo akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pembayaran tagihan untuk kebutuhan sehari-hari dan pinjaman pribadi, dilanjutkan dengan fitur PayLater di e-commerce pada kuartal keempat 2021 nanti.
Data terakhir menunjukkan, Vietnam merupakan salah satu negara dengan penetrasi kartu kredit terendah di Asia Tenggara selain Indonesia dan Filipina, dengan hanya 4,1% dari populasi yang memiliki kartu kredit.
Selain itu, kesenjangan kredit dan kurangnya pengetahuan tentang pembayaran digital menjadi tantangan tersendiri di negara tersebut dan mengakibatkan mayoritas transaksi masih dilakukan secara tunai.
(IND)