ECONOMICS

Ekspor Bahan Mentah Berlangsung Sejak VOC, Jokowi: Enggak Bisa Kita Teruskan

Dita Angga Rusiana 17/01/2022 11:48 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ekspor bahan mentah sudah berlangsung sejak zaman VOC.

Ekspor Bahan Mentah Berlangsung Sejak VOC, Jokowi: Enggak Bisa Kita Teruskan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan ekspor bahan mentah sudah berlangsung sejak zaman VOC. Karena itu, sudah saatnya tindakan tersebut dihentikan sekarang demi mempercepat transformasi ekonomi di tanah air.

“Sudah berapa ratus tahun kita, bahan mentah kita kirim ke luar, utamanya ke Eropa. Sejak zaman VOC yang kita kirim selalu bahan mentah, yang selalu kita kirim selalu raw material. Oleh sebab itu sejak 2020 saya sampaikan enggak bisa kita terus-teruskan. Setop,” katanya dalam acara Dies Natalis ke-67 Universitas Parahyangan, Senin (17/1/2022).

Bahan mentah yang pertama disetop ekspornya adalah nikel. Dia mengatakan bahwa nikel yang diekspor harus dalam bentuk barang ajdi atau setengah jadi

“Ekspor nikel kita setop. Bahan mentah nikel setop. Harus diproduksi di negara kita sendiri. Baik menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi. Tapi jangan bahan mentah, jangan raw material,” tuturnya.

Jokowi mengatakan akhir tahun ini pemerintah akan menghentikan ekspor bahan mentah bauksit. Sementara tahun depan juga akan dihentikan ekspor bahan mentah tembaga.

“Kita ingin nilai tambah  itu ada di tanah air. Sehingga selain memberikan penerimaan negara yang semakin besar berupa pajak, berupa royalti, berupa penerimaan negara bukan pajak, juga bisa membuka lapangan kerja yg sebesar-besarnya untuk rakyat kita,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu Jokowi mengatakan ada kenaikan nilai ekspor yang signifikan dari penghentian ekspor bahan mentah nikel. Dimana sebelumnya ekspor bahan mentah nikel menghasilkan USD1 miliar atau Rp15 triliunan. Sementara setelah diekspor dalam bentuk bahan jadi maupun setengah jadi, nilai yang dihasilkan mencapai Rp300 triliun.

“Saya cek akhir tahun kemarin ekspor kita untuk besi baja, artinya besi baja ini dari nikel menghasilkan USD20,8 miliar, Rp300 triliun. Dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun. Dan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak  sekali,” tuturnya. (TYO)

SHARE