ECONOMICS

Ekspor China Turun Tajam 14,5 Persen, Terdalam sepanjang 2023

Maulina Ulfa - Riset 08/08/2023 15:36 WIB

Ekspor China merosot 14,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi USD281,76 miliar pada Juli 2023. Ini menjadi level terendah dalam lima bulan terakhir.

Ekspor China Turun Tajam 14,5 Persen, Terdalam sepanjang 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ekspor China merosot 14,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi USD281,76 miliar pada Juli 2023. Ini menjadi level terendah dalam lima bulan terakhir.

Ini menjadi penurunan tertajam sejak Februari 2020, setelah penurunan 12,4 persen pada Juni, dan lebih buruk dari perkiraan di tengah melambatnya permintaan global. (Lihat grafik di bawah ini.)

Menariknya, ekspor mineral langka melonjak 49 persen dari tahun sebelumnya menjadi 5.426 metrik ton.

Di antara mitra dagang utama, ekspor ke Amerika Serikat (AS) masih mengalami kemerosotan tertajam sebesar 23,12 persen dari tahun sebelumnya. Sementara ekspor ke negara-negara ASEAN yang merupakan mitra dagang terbesar China, turun sebesar 21,43 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa melorot 20,62 persen.

Selama tujuh bulan pertama tahun ini, ekspor turun 5 persen dari periode yang sama tahun 2022 menjadi USD1,94 triliun.

Imbas dari data terbaru ini, indeks saham Hang Seng di Hong Kong turun 1,94 persen, sementara indeks Shanghai Composite di Shanghai turun 0,23 persen. Adapun indeks Shenzen Composite juga turun 0,42 persen.

Di pasar keuangan, sebagian besar mata uang Asia jatuh pada perdagangan hari ini karena tersengat sentimen jatuhnya ekspor China, sementara dolar menguat di tengah ketidakpastian sikap bank sentral The Federal Reserve (The Fed) dan antisipasi pembacaan inflasi utama Amerika Serikat (AS) minggu ini.

Won Korea Selatan turun 0,6 persen setelah pengumuman data perdagangan China, sedangkan dolar Taiwan kehilangan 0,2 persen.

Dolar Australia, yang juga sangat sensitif terhadap perdagangan China, merosot 0,5 persen setelah rilis data. Dolar Australia juga mendapat tekanan dari survei swasta yang menunjukkan bahwa sentimen konsumen di negeri Kangguru memburuk pada Agustus.

Di antara negara-negara Asia Tenggara dengan eksposur perdagangan besar ke China, ringgit Malaysia dan dolar Singapura masing-masing turun 0,3 persen.

Adapun kinerja yen Jepang justru menghijau 0,32 persen di level 142,9 per USD dan kinerja yuan China juga menguat 0,34 persen di level 7,22591 per USD. (ADF)

SHARE