Wahyu Dwi Anggoro
IDXChannel - Impor dan ekspor China turun jauh lebih tajam daripada perkirakan di Juli 2023. Data perdagangan meningkatkan tekanan terhadap pemerintah untuk mengeluarkan lebih banyak stimulus.
Dilansir dari Reuters pada Selasa (8/8/2023), impor turun 12,4% secara tahunan. Penurunan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan jajak pendapat Reuters sebesar 5%.
Sementara itu, ekspor berkontraksi 14,5%, lebih tinggi dari perkiraaan analis sebesar 12,5%.
Perekonomian China tumbuh dengan kecepatan lamban pada kuartal kedua karena permintaan melemah di dalam dan luar negeri. Baru-baru ini, Beijjng menjanjikan dukungan yang lebih banyak untuk mendongkrak pertumbuhan.
Data impor dan ekspor yang buruk adalah tanda terbaru bahwa pertumbuhan kuartal ketiga kemungkinan lambat. Data lain seperti aktivitas konstruksi, manufaktur dan jasa, investasi asing langsung, dan keuntungan industri semuanya melemah.
"Data jumlah pesanan ekspor menunjukkan penurunan permintaan luar negeri yang jauh lebih besar daripada yang sejauh ini tercermin dalam data bea cukai," kata Julian Evans-Pritchard, kepala Ekonomi China di Capital Economics.
"Prospek jangka pendek untuk belanja konsumen di negara maju tetap menantang, dengan banyak yang masih menghadapi risiko resesi akhir tahun ini, meski ringan," lanjutnya.
