Ekspor Jatim Capai USD22,78 Miliar, Khofifah: Bukti Pemulihan Ekonomi Efektif
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut meningkatnya kinerja ekspor adalah bukti bahwa kinerja pemulihan ekonomi berjalan efektif dan optimal.
IDXChannel - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut meningkatnya kinerja ekspor adalah bukti bahwa kinerja pemulihan ekonomi berjalan efektif dan optimal. Salah satu sektor yang mendorong kenaikan itu adalah migas maupun nonmigas.
"Ini bukti pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 di Jatim berjalan efektif dan optimal," katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (20/1/2022).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Jatim pada 2021 tercatat USD22,78 miliar, meningkat 19,22 persen dibandingkan 2020 sebesar 19,22 miliar USD. Nilai ekspor migas selama 2021 mencapai USD1,48 miliar, meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan 2020 yang mencapai USD0,95 miliar USD.
Sedangkan nilai ekspor non migas selama tahun 2021 mencapai 21,30 miliar USD meningkat 16,59 persen dibanding 2020 yang mencapai 18,27 miliar USD.
Perhatian Pemprov Jatim terhadap koperasi dan UMKM melalui pemberian permodalan, pinjaman murah, pelatihan, fasilitasi pemasaran membuahkan hasil yang positif.
"Beberapa kali saya melakukan temu bisnis serta misi dagang dan investasi di berbagai provinsi untuk membuka pangsa pasar baru bagi produk-produk pertanian, pengolahan, UMKM dan sebagainya antara Jawa Timur dan provinsi lainnya," tutur mantan Menteri Sosial ini.
Struktur ekspor Jatim menurut sektor pada tahun 2021 masih didominasi oleh sektor nonmigas dengan kontribusi sebesar 93,51 persen dari nilai total ekspor. Ekspor sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor Jatim mencapai USD19,54 miliar atau 85,79 persen.
Angka itu naik 18,05 persen dibanding 2020. Disusul berikutnya sektor pertanian sebesar USD1,70 miliar atau 7,45 persen (meningkat sebesar 1,84 persen dibandingkan 2020).
Di sektor migas sebesar USD1,48 miliar atau 6,49 persen (meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan tahun 2020). Selanjutnya sektor pertambangan dan lainnya sebesar USD62,16 juta atau 0,27 persen (meningkat sebesar 25,38 persen dibandingkan tahun 2020).
Golongan Kayu, barang dari kayu masih merupakan komoditas penyumbang ekspor non migas terbesar pada Desember 2021 dengan nilai USD192,70 juta. Di bawahnya ada golongan Tembaga sebesar 185,04 juta USD, golongan Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD176,35 juta.
Secara kumulatif selama 2021, komoditas ekspor yang memberikan kontribusi terbesar adalah komoditas Tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda dengan nilai peranan sebesar 7,85 persen atau sebesar USD1,79 miliar. Disusul komoditas minyak petroleum mentah dengan peranan sebesar 6,33 persen atau sebesar USD1,44 miliar.
Peringkat ketiga adalah komoditas Sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,63 persen atau dengan nilai ekspor sebesar USD1,06 miliar. (TYO)