ECONOMICS

Erick Beber dari 20 Persen Bidikan Digital Talent BUMN, Baru Capai 1 Persen

Suparjo Ramalan 09/04/2022 20:37 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat total digital talent yang dibutuhkan perusahaan pelat merah sebesar 20 persen.

Erick Beber dari 20 Persen Bidikan Digital Talent BUMN, Baru Capai 1 Persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mencatat total digital talent yang dibutuhkan perusahaan pelat merah sebesar 20 persen dari jumlah sumber daya manusia (SDM) di BUMN. Saat ini baru mencapai 1 persen.

Erick pun meminta perseroan terus meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor digital. Langkah ini sejalan dengan upaya penguatan hilirisasi digital yang tengah di godok pemerintah.

"Saat ini BUMN di Indonesia baru memiliki total 1% digital talent, sedangkan minimal total yang dibutuhkan adalah 20%," ungkap Erick, dikutip Sabtu (9/4/2022).

Tak hanya itu, Erick juga meminta PT Telkom Indonesia Tbk, dan PT Telkomsel Indonesia Tbk, menjadi tulang punggung ekonomi digital di Tanah Air. 

Menurutnya, Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital dengan talenta digital yang dimilikinya, harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasinya. Lantaran inovasi akan mendorong ekosistem digital. 

Potensi ekonomi digital di Indonesia sangat besar. Nilainya ditaksir mencapai Rp4.500 triliun hingga tahun 2030 mendatang. Dia pun khawatir potensi pasar digital dalam negeri dikuasai bangsa lain.

Untuk menghindari kapitalisasi asing terhadap market digital di Tanah Air, dia meminta perusahaan pelat merah mendorong generasi muda mengambil peran dalam ekosistem teknologi.

Peran ini berupa memfasilitasi ide kreatif milenial yang direalisasikan dalam satu platform digital.

Dia meyakini ide kreatif anak muda mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru atau ekonomi digital. Indonesia tak cukup hanya mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDM), tapi juga memperkuat ekosistem digital.

Dengan kata lain, pertumbuhan makro ekonomi Indonesia juga berdasarkan kemampuan dan kecakapan bangsanya, sehingga harus didorong.

"Ide-ide kreatif ini kita jaga sebagai pertumbuhan ekonomi baru Indonesia. Kita tidak mungkin berdasarkan hanya sumber daya alam saja. Tapi knowledge based economy jadi penting ke depan," tuturnya. (TYO)

SHARE