Erick Pastikan Harga Pertalite Masih Disubsidi Pemerintah
Menteri BUMN, Erick Thohir mencatat, harga BBM Pertalite masih berada di bawah harga keekonomian.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mencatat, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite berada di bawah harga pasar atau keekonomian.
Hingga saat ini, harga BBM RON 90 itu masih di angka Rp 10.000 per liter atau belum mengalami penurunan.
Meski terjadi kenaikan dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter sejak September 2022, Erick mengatakan, pemerintah masih menambah anggaran sebesar Rp1.100 per liter untuk harga Pertalite.
"Catatan penting juga, BBM yang dibantu pemerintah seperti Pertalite, itu yang harganya dunianya masih tinggi, harga jual kita Rp10.000 (per liter), itu masih dibantu pemerintah Rp1.100 (per liter)," ungkap Erick, Selasa (2/1/2023).
Menurutnya, langkah pemerintah mensubsidi BBM jenis Pertalite untuk membantu masyarakat.
"Jadi luar biasa pemerintah ini membantu masyarakat, karena kenapa? Pemerintah peduli membantu masyarakat," kata dia.
Erick memastikan, pemerintah tetap memberikan subsidi bagi masyarakat untuk jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite dan jenis BBM tertentu (JBT) Solar subsidi.
Melalui mekanisme subsidi dan kompensasi, Erick mengatakan, harga Pertalite tetap sebesar Rp10.000 per liter dan Solar subsidi sebesar Rp6.800 per liter.
"Ini tentu berbeda dengan BBM nonsubsidi yang mengikuti tren harga pasar dan harga minyak mentah dunia. Untuk Pertalite dan Solar subsidi, pemerintah tetap berkomitmen untuk memberikan subsidi sehingga harganya tidak berubah," tuturnya.
Meski tak berubah, Erick menyebut, harga Pertalite dan Solar subsidi sejatinya masih berada di bawah harga keekonomian.
Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah memastikan agar BBM subsidi benar-benar tepat sasaran. Dia juga terus mengawal kerja sama Pertamina dengan PT Telkom Indonesia dalam memperbaiki dan mengembangkan digitalisasi SPBU.
Dengan transaksi pembelian BBM yang dapat dipantau melalui command center, Erick menyebut formula ini mampu memastikan penyaluran kuota dan subsidi BBM lebih tepat sasaran.
(FAY)