ECONOMICS

Erick Thohir Cerita soal Ledakan PMN BUMN pada 2020-2021

Suparjo Ramalan 06/05/2024 14:25 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung membeludaknya Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk perusahaan pelat merah pada periode 2020-2021

Erick Thohir Cerita soal Ledakan PMN BUMN pada 2020-2021. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyinggung membeludaknya Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk perusahaan pelat merah pada periode 2020-2021. Perkara ini diawali oleh minimnya informasi ihwal dana segar tersebut.

Menurutnya, saat pertama kali menjabat sebagai orang nomor satu di Kementerian BUMN pada 2019 lalu, dia tidak mengetahui nominal PMN yang akan didapatkan perseroan. Ketidaktahuan itu lantaran Menteri BUMN sebelumnya enggan memberikan informasi yang rinci.

Sehingga, selama 2020-2021 atau memasuki dua tahun masa jabatannya, terjadi ledakan PMN BUMN. Terkait dengan perkara ini, Erick tidak menjabarkan lebih jauh.

“Saat kita masuk, kita masih tidak tahu berapa PMN, berapa apa (nilainya), sehingga kalau kita lihat di 2020-2021 terjadi ledakan PMN, salah satunya yang tidak diproyeksi saat itu infrastruktur, yang di mana pinjaman jangka pendek dilakukan proyek jangka panjang,” ujar Erick di Jakarta, ditulis pada Senin (6/4/2024).

Pada Juni 2020 lalu, pemerintah memang menyiapkan dana pemulihan ekonomi untuk BUMN sebesar Rp143 triliun. Dari jumlah tersebut, 11 persen digunakan untuk Penyertaan Modal Negara (PMN).

Kala itu, Erick Thohir mengatakan, ada empat BUMN yang mendapat PMN, yakni PT Hutama Karya (Persero) senilai Rp7,5 triliun, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Rp1,5 triliun, PT Bahana Rp6 triliun, dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Rp500 miliar.

Atas persoalan yang pernah dialami, Erick memastikan pihaknya bersikap terbuka, sehingga informasi soal PMN ataupun dividen bisa diperoleh secara utuh oleh penggantinya nanti.  

"Kemarin saya RDP terakhir dengan DPR bicara soal PMN dan dividen tahun depan, ya sama ini supaya yang gantikan kami-kami ini, siapapun itu, bisa lihat 'oh ini ada sebuah pekerjaan di tahun sebelumnya'," paparnya.

(YNA)

SHARE