Erick Thohir Optimistis Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,44 Persen
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen hingga 2045.
IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia capai 5,44 persen di semester II/2022. Dengan begitu, ekonomi nasional konsisten pada kisaran 5 persen.
Dari sejumlah negara di dunia, Erick menyebut Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen hingga 2045.
"Pertumbuhan (ekonomi) bisa tumbuh di semester akhir tahun 2022 menjadi 5,44 persen. Bahkan kita tetap memprediksi tetap terus tumbuh 5 persen hingga 2045," imbuh Erick tayangan video pendek saat gelaran diskusi Asosiasi Pengelolaan Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Kamis (13/10/3022).
Erick mencatat pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh sejumlah aspek. Dia memaparkan ada empat aspek yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan makro ekonomi nasional.
Adapun keempat aspek tersebut adalah hilirisasi sumber daya alam (SDA), sektor pangan dan perikanan, ekonomi digitalisasi, hingga ekonomi dan keuangan syariah.
Terkait hilirisasi sumber daya alam, Erick memastikan bahan baku atau raw material akan diprioritaskan untuk Industri dalam negeri. Sehingga, ekspor SDA akan ditekan pemerintah.
Erick mencatat bahan baku dalam negeri yang diekspor dan diperuntukkan bagi industri asing hanya mendorong pertumbuhan ekonomi negara lain. Karena itu, dia memastikan saatnya Indonesia melakukan hilirisasi bahan baku SDA.
Untuk sektor pangan, pemerintah berupaya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Potensi SDA yang dimiliki Indonesia memungkinkan ambisi pemerintah bisa terwujud.
Hal serupa pun akan difokuskan pada ekonomi digitalisasi. Erick mencatat ekonomi digital Indonesia diprediksi akan mencapai angka Rp 4.500 triliun pada 2030. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
“Ketiga digitalisasi ekonomi. Ekonomi digital kita tahun 2030 akan mencapai 4500 triliun, angka yang luar biasa, ini potensi yang merupakan terbesar di Asia tenggara untuk digital ekonominya 40 persen,” kata dia.
Aspek terakhir adalah ekonomi dan keuangan syariah yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan makro ekonomi nasional. Erick menegakkan pemerintah terus mendorong ekonomi syariah agar tumbuh dan berkembang, bahkan menjadi pemain utama global.
“Jika shalat tiang agama, maka ekonomi syariah adalah salah satu tiang pertumbuhan negara kita. Sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia, sudah waktunya ekonomi syariah bangsa kita memimpin paling depan,” tuturnya.
(FRI)