ECONOMICS

ESDM Akui Pasokan Baterai Langka Bikin Program Konversi Motor Listrik Terhambat

Atikah Umiyani/MPI 22/11/2023 10:52 WIB

Terbatasnya suplai baterai dalam negeri menjadi penyebab lambatnya program konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. 

ESDM Akui Pasokan Baterai Langka Bikin Program Konversi Motor Listrik Terhambat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Terbatasnya suplai baterai dalam negeri menjadi penyebab lambatnya program konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik. 

"Kuncinya adalah ketersediaan baterai listriknya yang memang terbatas sekali, harus ada kepastian mengenai keberadaan stok baterai listriknya karena kita belum bisa bikin sendiri,"  jelas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tarif dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (21/11/2023). 

Arifin menambahkan, hambatan lainya yaitu terkait kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Oleh karena itu dirinya meminta pihak Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan relaksasi TKDN komponen konversi motor listrik.

"Barangkali nanti karena kita sama-sama di komisi VII ada ESDM, ada Perindustrian mungkin ini bisa diharmonisasi bahwa TKDN untuk ini sebaiknya bisa di konsider ya," harapnya.

Kendati demikian, Arifin juga mengaku ingin tetap mengutamakan produksi dalam negeri sehingga menurutnya perlu dibentuk peta jalan (roadmap) produksi komponen motor listrik di dalam negeri. 

"Tapi memang juga harus ada roadmap kapan bisa diproduksi di dalam negeri hingga kita bisa menggunakannya semaksimal mungkin. Prioritas pokoknya untuk apa yang tersedia di dalam negeri. Tapi memang baterainya yang gak ada, converter nya ada, motornya juga bisa," tuturnya. 

Arifin pun mengungkapkan, realisasi konversi motor listrik yang masih minim ini yang kemudian menjadi penyebab realisasi penyerapan anggaran Kementerian ESDM masih rendah menjelang akhir tahun ini.

Adapun hingga 18 November 2023, realisasi anggaran Kementerian ESDM baru mencapai 59,03 persen dan masih terdapat deviasi -5,08 persen.

“Realisasi masih rendah terutama disebabkan kegiatan insentif konversi motor BBM ke listrik, di mana minat masyarakat masih rendah,” tukasnya. 

(SLF)

SHARE