ECONOMICS

Gara-gara Sanksi Barat, Urusan Pembayaran Gas Alam ke Rusia Terkendala

Yulistyo Pratomo 24/08/2022 16:27 WIB

Gara-gara sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, urusan pembayaran pengiriman gas alam ke negara-negara Asia menjadi terhambat.

Gara-gara Sanksi Barat, Urusan Pembayaran Gas Alam ke Rusia Terkendala. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Gara-gara sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat, urusan pembayaran pengiriman gas alam ke negara-negara Asia menjadi terhambat. Kondisi ini membuat pasokan energi tersbeut juga ikut terkendala.

Alhasil, Rusia memutuskan untuk memperketat pengiriman gas alam ke Asia. Perusahaan Sakhalin Energy asal Rusia, memilih membatalkan pengiriman gas alam karena masalah pembayaran serta penundaan penandatangan kontrak yang telah direvisi.

Diketahui pada 19 Agustus lalu, Rusia telah mengalihkan kepemilikan pabrik ke Sakhalin Energy LLC yang berbasis di Moskow, sehingga para pelanggan diminta untuk melakukan pembayaran ke bank di Moskow dan menandatangani kontrak pembelian yang telah direvisi.

Beberapa negara telah menandatangani kontrak sesuai dengan kesepakatan tersebut, namun ini berpotensi mengancam aliran gas ke Jepang dan Korea Selatan, di mana kedua negara Asia Timur itu juga tengah mengumpulkan pasokan energi untuk musim dingin, sama seperti negara-negara di Eropa.

Namun dengan adanya gangguan pengiriman gas alam akan memperburuk krisis pasokan di Asia, serta memacu lonjakan tagihan listrik dan inflasi yang lebih tinggi. 

Untuk Jepang sendiri, jika pengiriman gas terlewat, akan berimbas pada pemadaman listrik saat musim dingin. Padahal negara ini merupakan pembeli gas terbesar dari Sakhalin, dengan pasokan sekitar 9% dari proyek tersebut.

“Tanpa Sakhalin, Asia Timur Laut harus menyeret lebih banyak kargo dari Eropa, mengintensifkan perebutan gas antara Asia dan Eropa menuju musim dingin yang dapat mengirim harga LNG ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata seorang analis energi di Credit Suisse Group AG, Saul Kavonic, melalui Bloomberg pada Rabu (24/8/2022).

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin juga telah memperketat aset energi Rusia ke Eropa karena kebutuhan membuat persenjataan. Sehingga dengan pembatasan ini akan meningkatkan persaingan antara Asia Timur dan Eropa. 

Pemasok gas alam di Belanda sebagai patokan Eropa, mengalami kenaikan harga sebesar 2,6% menjadi USD80 juta unit termal Inggris. Menurut Kavonic, persaingan antara Asia Timur dan Jerman tentu dapat mengakibatkan kenaikan harga melebihi USD100 juta. 

Padahal, Sakhalin Energy sangat ingin mencari pembeli baru. Namun perusahaan ini tidak dapat berpartisipasi dalam penjualan tanpa adanya penandatangan perjanjian pembelian yang direvisi. 

“Pasokan tidak akan hilang. Ini kemungkinan akan menemukan jalannya ke pasar, tetapi siapa yang bisa membelinya, itu menjadi pertanyaan kunci sekarang.” kata kepala pasar gas, listrik, dan karbon Asia Fauziah Marzuki. (TYO)

Penulis: Ribka Christiana

SHARE