ECONOMICS

Gelombang Kedua Covid-19 Picu Pelambatan Pertumbuhan Ekonomi III-2021 di Jawa Barat

Arif Budianto/Kontributor 01/10/2021 13:43 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat pada III-2021 (Juli-September) diprediksi kembali melambat karena adanya gelombang kedua Covid-19.

Pertumbuhan ekonomi Jabar melambat karena pandemi Covid-19 (Ilustrasi)

IDXChannel - Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat pada III-2021 (Juli-September) diprediksi kembali melambat. Pertumbuhan ekonomi pada periode itu dinilai tak akan sebaik triwulan sebelumnya yang mencapai 6,13 persen.

"Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan tetap tumbuh positif, meskipun melambat. Ini karena adanya perlambatan aktivitas ekonomi seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua secara nasional termasuk di Jawa Barat terutama pada Juli – Agustus 2021," kata Kepala Bank Indonesia Jawa Barat Herawanto.

Menurut dia, pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat(PPKM) darurat, telah berdampak pada menurunnya mobilitas masyarakat dan aktivitas usaha. Kondisi itu juga membuat beberapa sektor industri tertekan. 

Namun begitu, berkaca pada penanganan pandemi Covid di tahap pertama, sangat penting untuk terus menjaga bergeraknya aktivitas ekonomi dan terkendalinya risiko kesehatan melalui berbagai kebijakan yang bersifat dynamic balancing. Sikap optimisme juga perlu dibangun agar dapat mendorong keyakinan masyarakat untuk melakukan konsumsi.

"Juga mendorong pelaku usaha merealisasikan investasi, meningkatkan permintaan kredit sekaligus mengurangi tingkat undisbursed loan pada perbankan," imbuh dia.

Sementara itu, salah seorang pelaku usaha di Bandung Kevin mengaku, saat ini usaha sudah kembali membaik, walaupun belum sepenuhnya pulih. Namun kondisi jauh lebih baik ketimbang saat pemberlakukan PPKM Darurat beberapa bulan lalu. 

"Tapi sekarang penjualan sudah mulai membaik, walaupun belum 100 persen," kata Kevin selaku General Manager Gudang Jam. 

Dia mengatakan, pandemi cukup memukul bisnis jam tangan di Bandung. Jika pada kondisi normal satu outlet bisa menjual hingga 20 unit per hari, saat PPKM menjual 1 unit sudah cukup bagus.

Namun, sebagai langkah percepatan penjualan, pihaknya berencana memperluas pangsa pasar dengan menggunakan platform online. Strategi penjualan online ditargetkan dapat meningkatkan volume penjualan hingga 20 persen. 

Selama ini, dia mengandalkan penjualan offline. Namun, kondisi pandemi membuat perusahaannya kesulitan melakukan pemasaran, karena adanya pembatasan aktivitas masyarakat.

"Tahun ini kami akan mulai serius memperluas penjualan dengan manfaatkan platform online. Selama ini sudah mulai, tapi masih terbatas misalnya lewat WhatsApp," kata dia pada event 8th Anniversary di Gudang Jam Jalan Ir Djuanda, Kota Bandung. 

Dengan mengunakan platform online, dia berharap bisa membidik pangsa pasar yang lebih luas seperti Surabaya, Papua, Makasar, Kalimantan, dan lainnya. Selama ini, untuk penjualan offline, konsumen terbatas dari wilayah Bandung raya dan Jakarta. 

"Untuk tahap awal, penjualan lewat platform online bisa naik sampai 20 persen saja sudah cukup bagus. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengedukasi konsumen agar memberi barang orisinil," jelas dia. (NDA)

SHARE