ECONOMICS

Gencar Eksplorasi, Pertamina Hulu Energi Garap Blok Migas SK150 di Malaysia

Yanto Kusdiantono 06/02/2024 16:01 WIB

Teranyar, akhir Januari 2024 lalu, PHE baru saja mengakuisisi blok migas di Malaysia yakni Blok SK150, hasil kerja sama dengan Petronas.

Gencar Eksplorasi, Pertamina Hulu Energi Garap Blok Migas SK150 di Malaysia. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina (Persero) terus menggencarkan eksplorasi minyak dan gas (migas) untuk meningkatkan ketahanan energi di tanah air. Teranyar, akhir Januari 2024 lalu, PHE baru saja mengakuisisi blok migas di Malaysia yakni Blok SK150, hasil kerja sama dengan Petronas.

Direktur Eksplorasi PHE Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, blok migas di Malaysia tersebut merupakan salah satu big fish sesuai dengan target Pertamina yang membidik cadangan migas besar dalam strategi bisnisnya. Menurutnya, blok migas tersebut memiliki cadangan gas cukup besar yakni sekitar 6,6 Triliun Cubic Feet (TCF) yang diharapkan bisa mendukung era transisi energi.

“Ini masuk temuan besar, kombinasi minyak dan gas. Kami melihat ini adalah blok migas yang emerging di Malaysia," kata Muharram di sela-sela media gathering di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (6/2/2024).

Dia menegaskan, PHE memiliki dua strategi dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional. Pertama, mengoptimalkan area produksi eksisting di mana PHE terus melakukan eksplorasi daerah-daerah operasi lama dengan menerapkan sejumlah teknologi baru.

Sebagai contoh, kata Muharram, adalah temuan baru cadangan minyak di Bekasi, Jawa Barat, yang sempat viral.

Strategi kedua, adalah memasuki daerah eksplorasi baru dengan menemukan sumber-sumber migas raksasa. Dia menjabarkan, beberapa langkah yang sedang ditempuh adalah eksplorasi laut dalam di Natuna, pengembangan Blok Masela dan Mahakam.

Dia menerangkan, industri migas akan terus menjadi penopang perekonomian nasional dan merupakan faktor penting dalam ketahanan energi nasional. Hal ini karena kebutuhan minyak dalam beberapa dekade ke depan tetap tinggi kendati memasuki masa transisi energi.

“Persoalan migas bukan semata untuk kebutuhan energi tetapi juga untuk ketahanan suatu bangsa. Dengan demikian kita harus terus melakukan eksplorasi dan optimistis bahwa industri ini terus berkembang,” ujar dia.

Berdasarkan perhitungan PHE, kebutuhan energi nasional pada 2030 akan mencapai 500 Million Tonne of Oil Equivalen (MTOE) dan 1.000 MTOE pada 2050. Dari jumlah tersebut, porsi minyak bumi masing-masing berkontribusi sebesar 25% dan 20%. 

Sebagai perbandingan, pada 2022 lalu kebutuhan energi nasional mencapai 250 MTOE dengan porsi minyak bumi sebesar 32%.

(YNA)

SHARE