Genjot Netral Karbon, Indonesia-Afrika Selatan Sepakati Kerja Sama Energi dan Otomotif
Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Afrika Selatan terkait masa depan netral karbon.
IDXChannel - Indonesia sepakat menjalin kerja sama dengan Afrika Selatan terkait masa depan netral karbon. Kerja sama tersebut terjalin pada saat kegiatan Trade Industry and Investment Ministerial Meeting (TIIMM) yang berlangsung di Bali, pekan lalu.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bersama Menteri Koordinator Bidang perekonoian Airlangga Hartarto bertemu dengan Minister of Trade, Industry and Competition Afrika Selatan Ebrahum Patel.
Pada pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa transisi energi menuju rendah karbon merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan iklim. Itu dapat mendorong ke lingkungan yang lebih baik dan juga penciptaan lapangan pekerjaan.
“Upaya transisi energi Indonesia menuju ramah lingkungan dilakukan melalui berbagai kebijakan nasional,” kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulis Kemenperin.
“Upaya tersebut seperti penggunaan kendaraan berbasis listrik dengan mendukung pengembangan baterai EV yang didukung oleh bahan baku seperti Nikel yang dimiliki Indonesia.”
Saat ini, Afrika Selatan memiliki kerja sama Just Energy Transition Partnership dengan Prancis, Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.
Pengalaman tersebut dapat dipelajari dan sangat penting bagi Indonesia dalam menemukan model yang sesuai untuk menangani isu perubahan iklim di Indonesia.
“Pertemuan ini dalam rangka menjajaki peluang yang dapat dilakukan dengan cara kerja sama secara konkret antar kedua negara. Terutama di bidang-bidang yang menjadi perhatian dan potensi bersama,” ujar Ebrahim Patel.
Selain kerja sama energi dan pertambangan, juga disinggung industri otomotif beserta komponennya. Pasalnya, Indonesia memiliki bahan baku mentah yang dibutuhkan untuk menciptakan komponen di industri otomotif.
“Kami mencoba untuk secara moderat menerapkan kontrol terhadap ekspor, terutama ekspor bahan baku. Harapannya dapat mendorong hilirisasi produk mineral tersebut menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi,” ucap Menperin Agus Gumiwang.
“Enam tahun lalu, ekspor kita dari nikel hanya 1,1 miliar dolar AS. Sedangkan, pada 2021 sudah mencapai 20,9 miliar dolar AS. Lompatan nilai tambahnya hingga 19 kali lipat,” ungkapnya.
Investasi Afrika Selatan di Indonesia sepanjang 2021 sebesar 1,46 juta dolar AS dengan total 14 proyek.
Sementara itu, total perdagangan non-migas Indonesia dengan Afrika Selatan pada 2021 mencapai 2,8 miliar dolar AS atau meningkat 122% dibandingkan 2020 yang hanya 1,3 miliar dolar AS.
(NDA)