ECONOMICS

Getah Ajaib Gutta Percha Asal Sukabumi Jadi Primadona Pasar Jepang hingga Jerman

Michelle Natalia 24/08/2021 12:52 WIB

Gutta percha asal Tjipetir berhasil tembus pasar internasional seperti Jepang hingga Jerman.

Getah Ajaib Gutta Percha Asal Sukabumi Jadi Primadona Pasar Jepang hingga Jerman (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Tjipetir merupakan sebuah desa di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi yang memproduksi lempeng lentur gutta percha (getah perca) dan telah diekspor ke berbagai negara di dunia seperti Jerman, Jepang, dan Korea Selatan. 

Asisten Kepala Wakil Manajer PTPN VIII Unit Sukamaju Dadan Ramdan mengatakan bahwa tanaman gutta perca ini hanya bisa dibudidayakan di Sukabumi, tepatnya dalam wilayah konservasi Kebun Kelapa Sawit Sukamaju. Pihaknya menyiapkan lahan seluas 333 Ha yang dikhususkan untuk tanaman tersebut. 

"Serapan pasarnya cukup lumayan ya, kami saja sekarang agak kerepotan untuk memenuhi permintaan yah," ujar Dadan di Sukabumi, Senin (23/8/2021). 

Lahan seluas 333 Ha tidak serta merta hanya dipusatkan di satu lokasi, tetapi disebar luas dalam lingkup kebun tersebut. Tanaman gutta perca ini dimanfaatkan daun dan ranting kecilnya untuk diproses menjadi remah karet dari getah daunnya, dan kemudian di-bleaching sehingga warnanya menjadi putih. 

"Jadi untuk gigi, warnanya seputih gigi, untuk tulang, warnanya seputih tulang, bahannya lentur tapi juga keras. Tanaman gutta ini butuh waktu 30 tahun lamanya untuk tumbuh dan bisa dimanfaatkan daunnya seperti sekarang," ungkap Dadan. 

Gutta perca ini juga menjadi ikon dari Kebun Sukamaju. Kebun ini juga merupakan gabungan dari Sukamaju, Cipetir, Cisalak, dan Parakan Salak, yang berarti 7.000 Ha total dari semua kebun yang bergabung menjadi satu. 

"Populasi pohon gutta ini sekarang 60-70% dan hanya dibudidayakan di wilayah sini saja untuk di Indonesia. Di dunia pun hanya beberapa wilayah saja," tambahnya. 

Bahan gutta ini bisa diolah menjadi lapis tulang dan juga lapis badan pesawat karena teksturnya yang keras tapi juga lentur di saat yang sama. Gutta perca ini dijual dengan harga yang juga cukup tinggi, di mana harga terakhirnya hampir mencapai Rp4 juta per kg. 

"1 pohon gutta perca bisa menghasilkan 20-30 kg bahan gutta sekali di-pruning. Kemarin juga ada yang minta dari Surabaya, karena penjualannya sekarang bisa direct, pemasarannya ga sulit karena volumenya yang dibeli sejauh ini paling banyak 10 kg dan ukurannya tidak besar," pungkas Dadan. 

(IND) 

SHARE