Hadapi Bonus Demografi di 2030, Ini Pesan Hary Tanoesoedibjo ke Gen Z
Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah penciptaan lapangan kerja.
IDXChannel - Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat adalah penciptaan lapangan kerja.
Adapun Indonesia bakal mengalami bonus demografi, di mana jumlah populasinya akan meningkat pada 2030. Peningkatan populasi itu pastinya membuat permintaan akan lapangan kerja juga meningkat.
Sehingga menurutnya, apabila permintaan lapangan kerja tinggi dan tidak diimbangi oleh ketersediaan lapangan kerja, bonus demografi itu terancam menjadi bencana demografi.
Ketika pengangguran meningkat, pendapatan per kapita menurun, dan daya beli masyarakat tergerus akibat tidak memiliki mata pencarian.
"Teori kesejahteraan itu sederhana, kalau peningkatan pencari kerja jauh lebih cepat dari pada pemberi kerja, bagaimana gaji bisa naik, gaji bisa naik kalau peningkatan pemberi kerja jauh lebih cepat daripada peningkatan pencari kerja," ujar Hary dalam paparannya pada acara Festival Gen Z 2023 di MNC Conference Hall, Sabtu (8/7/2023).
Sehingga ke depan, menurut dia, perlu percepatan untuk menciptakan lapangan kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Generasi muda yang terlahir dekat dengan teknologi diharapkan bisa lebih pandai mencari peluang untuk membuka lapangan kerja
"Kalian (Gen Z) punya kewajiban ke depan untuk menciptakan lapangan kerja untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat," sambung dia.
Lebih lanjut, Hary menjelaskan ke depan sektor ketenagakerjaan paling berdampak dari adanya teknologi digital. Di tengah perkiraan penambahan populasi hingga 60 juta orang, beberapa bidang pekerjaan justru akan tergantikan dengan kehadiran teknologi.
Saat jumlah penduduk Indonesia sendiri berkisar 280 juta jiwa. Pada 2045 diprediksi populasi Indonesia akan menjadi 340 orang.
Hary menganalogikan kehadiran teknologi akan membuat beberapa pekerjaan bisa menjadi lebih efisien. Misalnya yang sebelumnya satu pekerjaan dikerjakan 10 orang, maka kehadiran teknologi bisa membuat pekerjaan tersebut mampu dikerjakan oleh 5 orang saja.
"Kalau kita lihat di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang meningkat terus, tanpa kita mempercepat produktivitas masyarakat yang sekarang belum produktif, kita dikhawatirkan akan terjebak di middle income trap," pungkasnya. (NIA)