Harga Bahan Makanan Melonjak, Warga Inggris Terancam Penurunan Nutrisi
arrer kini lebih sering memberi anak-anaknya makan dengan hanya berlauk nugget ayam dan kentang goreng, atau bahkan sosis.
IDXChannel – Tingginya inflasi di Inggris membuat harga berbagai bahan kebutuhan pokok masyarakat melonjak tinggi. Tak terkecuali harga bahan makanan sehat, yang membuat masyarakat terpaksa beralih ke makanan olahan yang lebih murah.
Kondisi ini membuat sejumlah pihak khawatir bakal terjadinya penurunan nutrisi bagi masyarakat Inggris, andai tidak ada langkah penanganan lebih lanjut yang diambil oleh pemerintah.
Sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (30/10/2022), ada sosok masyarakat bernama Joanne Farrer, yang selama ini biasa menyajikan makan malam untuk ketiga anaknya, berupa daging sapi panggang atau semur yang dikemas dengan sayuran segar.
Namun sejak harga barang melonjak tinggi, Farrer kini lebih sering memberi anak-anaknya makan dengan hanya berlauk nugget ayam dan kentang goreng, atau bahkan sosis.
"Karena lebih murah dan mengenyangkan," ujar Farrer, dalam laporan Reuters tersebut.
Peralihan bahan makanan tersebut terpaksa dilakukan Farrer lantaran sebagian besar uangnya lebih banyak terserap untuk membayar sewa hunian dan kenaikan biaya gas serta listrik.
Menurut Consumer Price Index (CPI), ketika harga bahan makanan naik secara keseluruhan, maka biaya makanan segar bisa melampaui produk olahan dan kemasan.
Harga sayur segar naik sekitar 14 persen pada September dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, sementara daging sapi segar juga melonjak 14 persen, ikan 15 persen, unggas 17 persen, telur 22 persen dan susu rendah lemak 42 persen.
Sementara daging yang diasinkan atau diasap seperti bacon dan keripik naik lebih lambat masing-masing sekitar 12 persen, pizza kemasan naik hampir 10 persen, cemilan masis seperti permen karet naik enam persen dan coklat lebih dari tiga persen.
Menurut Manajer Penelitian Kebijakan di Food Foundation, Shona Goudie, ada banyak bukti bahwa dari pola makan buruk yang kurang buah dan sayuran memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan.
"Bahkan kita tahu bahwa makanan olahan yang murah adalah yang paling menyebabkan obesitas. Bahkan produk makanan kemasan sering kali mengadung kadar garam, lemak dan gula. Ditambah zat penambah rasa dan bahan kimia pengawet untuk memberikan waktu simpan yang lama," ujar Goudie.
Bagi sebagian orang, merasakan konsekuensi dari kenaikan harga sangat mengerikan. Hampir 10 juta orang dewasa atau satu dari lima rumah tangga tidak dapat menyajikan makan yang cukup di atas meja.
Dengan beberapa melewatkan makan atau tidak makan sepanjang hari. Negara ini tidak sendirian dalam menghadapi krisis inflasi yang turun pasca pandemi Covid dan tambah diperparah dengan perang di Ukraina. (TSA)
Penulis: Mila Pertiwi