ECONOMICS

Harga Bahan Pokok Mahal, Mendag Salahkan Cadangan dan Bapanas

Advenia Elisabeth/MPI 16/03/2023 13:58 WIB

Mendag, Zulkifli Hasan mulai menyalahkan keterbatasan cadangan pangan Indonesia dan Bapanas terkait harga bahan pokok yang mahal.

Harga Bahan Pokok Mahal, Mendag Salahkan Cadangan dan Bapanas. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan mengungkapkan, cadangan pangan Indonesia masih terbatas pada komoditas beras. Tak ayal, pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) permintaan tinggi dan mengerek harga komoditas lain. 

"Kita itu tidak punya cadangan pangan kecuali beras. Kalau negara lain, misalnya UAE, kalau dia diembargo, dia masih bisa makan daging, bisa makan telur karena punya cadangan. Sementara kita tidak, kita ini kalau ayamnya bertelur hari ini, dijualnya besok," ujar Zulkifli saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu (15/3/2023).

"Jadi kalau lebaran permintaan banyak pasti harganya naik," sambungnya. 

Zulkifli menerangkan, tidak adanya cadangan pangan telur ayam di Indonesia lantaran dalam sehari ayam hanya mampu bertelur 1 butir, tidak mungkin bisa 3 butir. Maka, jika seandainya harga telur jelang Ramadan naik, bukan karena efek bantuan sosial (bansos), melainkan karena tidak ada cadangan telur untuk 1-2 bulan. 

Begitupun dengan daging ayam, katanya, daging ayam potong tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Karena itu, harganya pun bisa berubah dalam hitungan jam. Misalnya, ayam dipotong pukul 06.00 pagi, maka harganya bisa tinggi dikisaran Rp36.000-40.000 per kg. 

Itu karena kondisi ayam masih segar. Beda halnya jika konsumen membeli pada pukul 08.00 pagi, harga ayam potong sudah turun di kisaran Rp32.000-33.000 per kg, karena kondisi ayam sudah tidak segar. 

"Begitu juga dengan cabai, jika panennya bagus, maka akan dijual esok hari. Namun, jika kondisinya tidak banyak yang bagus, maka harganya akan jadi lebih murah. Tetapi, jika stoknya seketika langka, maka harganya jadi jauh lebih mahal," papar Zulkifli. 

Karena permasalahan itulah, maka lahirlah Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang akan menyiapkan stok berbagai kebutuhan pokok yang diharapkan bisa menyediakan stok untuk sampai tiga bulan. 

"Tapi sekali lagi, itu perancangan yang bagus, tapi terbentur dengan masalah anggaran sehingga belum bisa berjalan dengan baik, masih ada tutup tambal sulam," ungkap dia.

Seperti contohnya saat harga jagung naik, Bapanas belum bisa menyiapkan stok dalam jumlah banyak agar harganya turun, melainkan caranya dengan memberikan subsidi. Begitu juga dengan kedelai. 

"Kalau jagung naik disubsidi Rp1.500 baru begitu bisanya. Kalau kedelai naiknya tinggi disubsidi Rp1.000 per kg. Baru itu kemampuan Bapanas. Ya tentu saya mendukung penuh agar kita punya stok pangan," tandas Zulkifli.

(FAY)

SHARE