ECONOMICS

Harga Barang Naik, Buruh Tuntut Kenaikan Upah Minimum 2023 Sebesar 13 Persen

Michelle Natalia 17/10/2022 18:44 WIB

Setidaknya ada tiga item kebutuhan yang kenaikannya sangat memukul buruh. Pertama, makanan dan minuman, kedua transportasi, dan ketiga adalah sewa kontrakan.

Harga Barang Naik, Buruh Tuntut Kenaikan Upah Minimum 2023 Sebesar 13 Persen. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kenaikan harga BBM yang memicu kenaikan harga bahan pokok lainnya dikeluhkan kaum buruh. Setidaknya ada tiga item kebutuhan yang kenaikannya sangat memukul buruh. Pertama, makanan dan minuman, kedua transportasi, dan ketiga adalah perumahan atau harga sewa kontrakan.

Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal menuntut kenaikan upah minimum pada 2023 sebesar 13%. "Kami menolak bila kenaikan upah minimum menggunakan PP 36," ujar Said di Jakarta, Senin (17/10/2022).

Adapun yang menjadi dasar tuntutan kenaikan upah 13% adalah nilai inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi diperkirakan  6,5%, sedangkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,9%. Maka jika ditotal didapat angka 11,4%. Ditambah nilai produktivitas, menurut Said, maka sangat wajar jika kenaikan upah minimum 2023 adalah 13%.

Pihaknya meminta pemerintah dan Apindo tidak bermain-main dengan alasan pandemi dan resesi global untuk menjadi dasar kenaikan UMK 1-2%.

"Ancaman resesi belum begitu mengancam Indonesia. Ukurannya sederhana. Pertumbuhan ekonomi masif positif," tegas Said.

Dalam kaitan dengan itu, Partai Buruh dan KSPI juga menegaskan untuk menolak PHK besar-besar di balik ancaman resesi.

"Mendesak pemerintah dalam hal ini para Menteri untuk tidak menjadi provokator dan menakut-nakuti rakyat terkait resesi ekonomi," kata Iqbal. 

Menurutnya, tugas para menteri mencegah agar dampak buruk resesi global tidak berimbas pada rakyat. Bukannya justru menakut-nakuti rakyat. 

"Rakyat sudah susah. Mereka sudah mengurangi jajan anak. Mengurangi biaya makanan. Sementara di meja makan para menteri tidak ada yang berkurang. Tetapi rakyat disuruh bersiap. Terus kalau begitu kerjamu apa?," tegasnya.

Partai Buruh mengecam keras gaya hidup pejabat yang tidak menunjukkan empati yang mana pulang dari luar negeri bukannya membawa investasi, tetapi mengatakan dunia sedang dalam resesi.

Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pertumbuhan ekonomi masih positif. Namun demikian, untuk antisipasi, Said meminta  tiga hal ini diperkuat.

"Pertama, ketahanan pangan. Indonesia adalah negeri gemah ripah loh jinawi. Oleh karena itu, ketahanan pangan di Indonesia sangat potensial untuk ditingkatkan," kata Said.

Kedua, ketahanan energi. Kebutuhan gas, jangan dijual ke negara lain. Sehingga gas di dalam negeri bisa murah.

Ketiga, pengendalian kurs mata uang. Kalau rupiah jatuh, sementara kita harus membeli bahan baku dalam bentuk dollar dan menjual dengan rupiah, makan kondisi ekonomi akan semakin berdarah-darah.

"Jika tuntutan tidak didengar, buruh akan turun ke jalan besar-besaran pada tanggal 10 November di Istana dan serempak di berbagai provinsi. Jika aksi ini pun tidak didengar, inflasi tidak terkendali, upah tidak naik, omnibus lah dipaksakan, ancaman PHK besar-besaran di depan mata, buruh akan melakukan mogok nasional pertengahan Desember," pungkasnya. (NIA)

SHARE