ECONOMICS

Harga BBM Bakal Naik, Pengamat: BI Bisa Lanjutkan Kenaikan Suku Bunga hingga 100 Bps

Dinar Fitra Maghiszha 23/08/2022 19:00 WIB

Pengamat Celios ungkap kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dapat kembali berlanjut apabila pemerintah menaikkan harga BBM.

Harga BBM Bakal Naik, Pengamat: BI Bisa Lanjutkan Kenaikan Suku Bunga hingga 100 Bps (Dok.MNC)

IDXChannel - Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan kenaikan suku bunga secara tak terduga sebesar 25 basis poin (bps) dapat kembali berlanjut apabila pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat.

Bhima memproyeksikan Bank Indonesia (BI) bisa menambah suku bunga acuan hingga 100 bps jika ada lonjakan harga BBM subsidi yang menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Kalau BBM subsidi naiknya 30% maka BI setelah kenaikan harga diperkirakan akan menambah bunga acuan 75-100 Bps sepanjang tahun," kata Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (23/8/2022).

Kenaikan harga komoditas yang sempat booming beberapa waktu terakhir menjadi poin pokok bagi Bhima, mengingat hal itu dikhawatirkan akan berbalik arah. Hal itu dinilai perlu diantisipasi agar tidak memicu pelemahan devisa ekspor yang signifikan.

"Price reversal atau pembalikan arah harga komoditas saat ini cukup membahayakan stabilitas kurs rupiah. Terlebih Dollar AS terus menguat," tutur Bhima, sembari merinci bahwa dollar index naik menjadi 109 atau menguat 13.4% year to date.

Masyarakat Terbebani?

Tren kenaikan suku bunga, menurut Bhima, perlu mendapat perhatian dari sejumlah pemangku kebijakan di akar rumput, agar hal itu tidak membebani masyarakat dan pelaku usaha atas pembayaran bunga pinjaman.

"Cost of fund naik, ditambah harga BBM naik, maka konsumsi rumah tangga akan di rem. Pelemahan konsumsi dapat terjadi. Maka imbasnya terjadi kontraksi pada pertumbuhan ekonomi." terangnya. 

Seperti diketahui, inflasi Indonesia telah menembus angka 4,94% di bulan Juli 2022. Kenaikan ini terjadi secara simultan sejak Januari 2022 yang saat itu sebesar 2,18%. Di tengah kenaikan harga, Bhima mewaspadai ada pelemahan konsumsi.

"Jadi perlu bersiap suku bunga naik secara persisten hingga tahun depan," tandasnya.

(IND) 

SHARE