Harga BBM Bersubsidi Naik, Pedagang Pasar Takut Omzet Menurun
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman mengungkapkan perekonomian masih belum sepenuhnya bangkit dari keterpurukan.
IDXChannel - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dikhawatirkan turut mendorong lonjakan harga-harga di pasar tradisional. Dengan daya beli masyarakat yang masih belum pulih, pedagang khawatir omzet ikut menurun.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburrohman mengungkapkan perekonomian masih belum sepenuhnya bangkit dari keterpurukan.
"Barang pokok mengalami kenaikan yang disebabkan pelemahan nilai tukar rupiah, kenaikan BBM, dan lain-lain yang berimbas pada harga bahan pokok," kata Mujiburrohman kepada media, Kamis (8/9/2022).
Akibat kenaikan harga bahan pokok yang tidak terkendali itu, masyarakat juga turut mengurangi pembelian terhadap beberapa barang konsumsi lain yang non-pokok baik makanan maupun minuman. Salah satu produk yang mengalami penurunan omzet adalah penjualan rokok.
Menurut Mujiburrohman, sebelum pandemi keuntungan dari penjualan rokok biasanya mencapai 10%, namun kini turun menjadi 6-7%.
Senada, Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai kenaikan harga BBM bersubsidi di tahun ini akan memicu lonjakan inflasi hingga menjadi 7,2%.
Sampai Juli 2022, Badan Pusat Statistik mencatat inflasi tahunan Indonesia sudah menyentuh 4,94%, terutama didorong lonjakan harga-harga kebutuhan pokok di pasar. Adapun kelompok bahan makanan, minuman, dan tembakau sampai Juli menyumbang inflasi terbesar yaitu sebanyak 9,35%. Kenaikan harga komoditas ini akan memicu inflasi lebih lanjut apabila kenaikan terus dibiarkan terjadi. (NIA)