ECONOMICS

Harga BBM Bisa Naik Lagi, Pengamat Ungkap Alasannya

Rizky Fauzan 19/10/2022 15:56 WIB

Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menjelaskan, harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi naik lagi.

Harga BBM Bisa Naik Lagi, Pengamat Ungkap Alasannya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menjelaskan, harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi naik lagi. Beberapa faktor yang mendorong kondisi tersebut diantaranya yaitu nilai tukar rupiah yang menguat terbatas dan harga minyak dunia yang tak kunjung turun. 

"Kalau yang (BBM) non subsidi itu sudah diberlakukan Pertamina. Dia selalu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap harga minyak, jika harga naik maka dia naikkan (harga Pertamax), kalau turun ya diturunkan, Pertamax kan seperti itu," tutur Fahmy dalam keterangannya kepada awak media, Rabu, (19/10/2022).

Dari kondisi melemahnya kurs rupiah dan juga harga minyak yang tinggi akan sangat berdampak pada penentuan harga bahan bakar minyak alias BBM di dalam negeri. Pasalnya, kedua faktor itu berpengaruh pada penetapan harga jual BBM yang diputuskan oleh badan usaha penyalur BBM seperti PT Pertamina (Persero) dan juga badan usaha swasta lainnya.

Dia menututkan, selain kedua faktor tersebut, harga BBM juga ditetapkan berdasarkan perhitungan inflasi. Namun menurutnya tingkat inflasi sejauh ini masih terkendali.

"Inflasi masih terkendali lah, tapi dua variabel tadi (kurs dan harga minyak) bisa menyebabkan kenaikan harga keekonomian, baik dari (BBM) subsidi maupun non subsidi," 

Dia memperkirakan, dengan kondisi harga minyak sejauh ini masih di kisaran USD 90 per barel, harga BBM non subsidi seperti Pertamax pada bulan depan bisa naik sekitar Rp1.000 - Rp1.500 per liter.

Adapun kata dia saat ini nilai rupiah ini sangat terkoreksi bila dibandingkan asumsi kurs yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Pada APBN, kurs dipatok sebesar Rp14.350/dolar. Sementara menurut perubahan APBN sesuai Peraturan Presiden No.98 tahun 2022, kurs dipatok Rp14.450/dolar.

Tak hanya pelemahan kurs, harga minyak yang masih bertahan di posisi tinggi di sekitaran USD90 per barel juga bisa menjadi pemicunya. Pada perdagangan Selasa (18/10/2022) harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate anjlok 3,09 persen ke USD 82,82 per barel. 

Sementara jenis mentah Brent turun 1,74 persen menjadi USD 90,03 per barel. Harga minyak ini lebih tinggi dibandingkan September yang sempat turun ke bawah USD 80 per barel selama beberapa hari.

"Tadi Pertamax itu kan disesuaikan dengan dua variabel tadi, saya hanya menggunakan variabel harga minyak dunia, maka kemungkinan bisa naik Rp1.000 - Rp1.500 untuk Pertamax," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun sempat mengungkapkan adanya peluang harga BBM jenis Pertamax (RON 92) ini kembali mengalami penyesuaian atau bahkan diturunkan. Pasalnya, harga minyak pun kini berfluktuasi.

"Mungkin saja (turun), kan gini kalau hari ini kan harga minyak mentah di USD 95'an per barel. Kalau harga minyak menjadi USD 75 atau USD 65 per barel alhamdulillah. Ya pasti harga BBM Pertamax turun," ujarnya.

(SLF)

SHARE