ECONOMICS

Harga Beras di Cikarang Tembus Rp18 Ribu per Kg, Pedagang Curhat Sepi Pembeli

Ade Suhardi 20/02/2024 03:15 WIB

Harga beras di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) terpantau terus naik. Kini, harganya di pasar tembus mencapai Rp18 ribu per kilogram (kg).

Harga Beras di Cikarang Tembus Rp18 Ribu per Kg, Pedagang Curhat Sepi Pembeli (Foto Ade Suhardi)

IDXChannel - Harga beras di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar) terpantau terus naik. Kini, harganya di pasar tembus mencapai Rp18 ribu per kilogram (kg) untuk jenis premium. Sedangkan jenis medium saat ini dijual seharga Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kg. 

"Harga beras naik sudah dua bulan terakhir jadi Rp16 ribu sampai Rp17 ribu per kilogramnya," kata Encep (61), salah seorang pedagang beras di Pasar Baru Cikarang, Kabupaten Bekasi, Senin (19/2/2024).

Encep menyebut, kenaikan harga terus dirasakan setiap harinya, bahkan hingga mencapai rekor tertinggi kenaikannya di Pasar Baru Cikarang.

"Jenis IR 42 lumayan harganya. Sekarang belinya saja sudah Rp16 ribu dari sananya. Beras biasa saya kemarin beli itu Rp15,5 ribu, sekarang sudah naik terus. Yang biasa kemarin-kemarin masih Rp13 ribu per kilo, sekarang ya segitu Rp16 ribu per kilo," ungkapnya.

Menurutnya, kondisi saat ini sangat memengaruhi omzet penjualan beras di toko miliknya. Biasanya saat harga beras stabil, Encep mengaku, bisa menjual 5 kwintal beras. Akan tetapi saat ini, hanya bisa terjual 2 kwintal hingga 3 kwintal beras.

"Ya memengaruhi penjualan, sudah sepi. Biasa kita habis 5 kwintal, sekarang paling 2 sampai 3 kwintal. Hampir 50 persen penurunannya. Kalau bukan pedagang warteg, nasi padang, tukang nasi goreng, mungkin enggak ada yang belanja ke sini," tuturnya.

Encep berharap, pemerintah mampu mengendalikan harga beras yang saat ini terus meroket. Sebagai pedagang, dia mengatakan, kenaikan harga beras yang terus-terusan sejak beberapa bulan terakhir berdampak pada penghasilan, dan berharap harga beras bisa kembali normal.

"Harapannya mah ya stabil kayak biasa. Biasa kita beli Rp10 ribu per kilo, jual seliterannya Rp9 ribu atau Rp8 ribu pengennya mah. Jadi pelanggan enggak lari. Habis harga di warung juga sudah sama tingginya, jadi banyak orang daripada beli di pasar, belinya di kampung saja enggak biaya ongkos dan lain-lain," imbuhnya.

(FAY)

SHARE