ECONOMICS

Harga Beras di Luar Negeri Tembus Rp100 Ribu, Mentan Tegaskan di Indonesia Stabil

Tangguh Yudha 20/03/2025 13:46 WIB

Mentan menyoroti krisis beras yang sedang melanda Kawasan Asia, termasuk Jepang, Malaysia, dan Filipina. Bahkan harga beras bisa tembus Rp100.000 per kg.

Harga Beras di Luar Negeri Tembus Rp100 Ribu, Mentan Tegaskan di Indonesia Stabil. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyoroti krisis beras yang sedang melanda Kawasan Asia, termasuk Jepang, Malaysia, dan Filipina. Hal itu menyebabkan harga beras menembus Rp100.000 per kg.

Mentan pun mengajak masyarakat Indonesia bersyukur karena harga beras di dalam negeri cukup stabil dan diikuti dengan kenaikan harga pembelian pemerintah atau HPP gabah sebesar Rp6.500 per kg.

“Di tingkat global sedang terjadi krisis pangan. Jepang harga beras hampir Rp100.000/kg. Malaysia ribut dengan beras, begitu juga Filipina yang mengalami krisis beras. Tiga negara tetangga ini sudah krisis beras. Alhamdulillah, harga beras di Indonesia stabil,” kata Mentan, Kamis (20/3/2025).

Lebih lanjut, Mentan menyatakan upaya menjaga ketahanan pangan mutlak dilakukan demi keberlangsungan negara. Apalagi diperlukan langkah dan kebijakan menangani pangan di tengah berbagai tantangan konflik global dan perubahan iklim.

“Pangan adalah isu strategis yang memengaruhi stabilitas negara. Secanggih-canggihnya Jepang membuat motor, pesawat terbang, tapi kalau berasnya tidak ada itu negara akan bermasalah, lihat negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina yang menjadi pusat penelitian beras, juga bermasalah,” tuturnya.

Mentan mengatakan ketersediaan beras dan stabilitas harga yang berlaku saat ini merupakan buah kerja keras para petani dan juga dukungan berbagai pihak dalam mempertahankan Indonesia sebagai salah satu penghasil beras terbesar di dunia.

Selain itu, pencapaian ini tidak terlepas dari kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta dukungan dari berbagai pihak terkait. Mentan menekankan pentingnya kerja sama ini untuk memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga.

“Alhamdulliah pangan Indonesia kuat berkat kerja keras para petani yang berhasil mengolah lahan intensifikasi dan ekstensifikasi seperti cetak sawah, optimasi lahan, perluasan areal tanam, pompanisasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, kita harus terus bekerja keras dan berkolaborasi untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.

Untuk menjaga produksi nasional, Mentan menyebut pemerintah terus menggalakkan transformasi pertanian tradisional ke modern. Langkah-langkah konkret yang diambil antara lain pendistribusian traktor roda dua dan empat, combine harvester, drone penebar benih, mesin tanam, mesin panen, serta pembangunan gudang yang terintegrasi dengan produksi.

Dia juga menambahkan semua ini dilakukan untuk mengimbangi lonjakan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami kenaikan 3,5 juta orang per tahun atau 35 juta orang dalam 10 tahun.

“Kalau 10 tahun 35 juta, kira-kira pangannya dari mana? Kalau lahan tetap dan konsumsi bertambah kira-kira apa yang terjadi. Pangan bermasalah negara bermasalah. Karena itu sekarang kita lagi kerja dan hasilnya sudah ada, bayangkan kalau hal ini terjadi seperti Malaysia, di mana penduduk kita 10 kali lipat dari mereka. Kita ini 280 juta jiwa,” katanya.

Sebagai informasi, cadangan beras pemerintah atau CBP saat ini mencapai 2,2 juta ton atau yang terbesar di sepanjang sejarah. Angka tersebut dipastikan bertambah besar seiring panen raya yang dilakukan para petani di sejumlah sentra.

Indonesia juga memastikan tidak akan melakukan impor beras pada tahun 2025 ini. Selain itu, pemerintah tengah menargetkan capaian swasembada pada tahun 2026 mendatang.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE