Harga CPO Melemah karena Aksi Ambil Untung, Rencana Mandat B50 Indonesia Jadi Sorotan
Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Kamis (14/8/2025) seiring investor melakukan aksi ambil untung.
IDXChannel – Harga minyak sawit mentah (CPO) melemah pada Kamis (14/8/2025) seiring investor melakukan aksi ambil untung, sementara sebuah asosiasi industri sawit terkemuka di Indonesia dikabarkan melobi pemerintah agar menunda penerapan mandat biofuel B50.
Kontrak acuan (futures) CPO untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,68 persen, menjadi MYR4.405 per metrik ton hingga pukul 17.05 WIB.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, seperti dikutip sebuah media lokal, meminta pemerintah meninjau kembali rencana tersebut karena berpotensi menurunkan ekspor minyak sawit.
Namun, seorang pejabat pemerintah membantah telah menerima usulan itu, dan GAPKI kepada Reuters menyatakan belum mengajukan permintaan tertulis.
“Futures terlihat melemah hari ini karena aksi ambil untung di tengah kabar adanya kelompok (GAPKI) yang meminta pejabat menunda mandat B50 karena industri belum siap,” kata Kepala Riset broker minyak nabati asal Mumbai, Sunvin Group, Anilkumar Bagani.
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian turun 0,37 persen, sementara kontrak minyak sawitnya merosot 0,72 persen. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga melemah 0,51 persen.
Harga minyak sawit mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaing karena bersaing memperebutkan pangsa pasar global.
Sementara itu, bea masuk anti-dumping sementara China terhadap kanola Kanada mulai berlaku Kamis ini, memperburuk sengketa dagang yang dimulai setelah Ottawa mengenakan tarif pada impor kendaraan listrik asal China pada Agustus tahun lalu.
Malaysia menaikkan harga acuan minyak sawit mentah untuk September, perubahan yang membuat tarif bea keluar meningkat menjadi 10 persen, menurut surat edaran di situs resmi Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada Rabu.
Harga minyak mentah menguat pada Kamis karena investor tetap berhati-hati bahwa pertemuan puncak AS-Rusia tentang Ukraina pada Jumat diperkirakan tidak melonggarkan sanksi minyak mentah Rusia, dan bahkan bisa memicu tindakan lebih lanjut terhadap pembelinya. Namun, prospek pasar yang lemah membatasi penguatan.
Penguatan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi opsi yang lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Ringgit, mata uang perdagangan minyak sawit, menguat 0,24 persen terhadap dolar AS, membuat komoditas ini lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang asing. (Aldo Fernando)