Harga Gas LPG Merangkak Naik, Bagaimana Dampaknya ke Pedagang?
Tak hanya bahan pokok yang terus merangkak naik, ternyata harga gas elpiji juga mengalami kenaikan cukup tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
IDXChannel - Tak hanya bahan pokok yang terus merangkak naik, ternyata harga gas elpiji juga mengalami kenaikan cukup tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu agen gas elpiji di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Prima mengatakan dirinya mendapat informasi tersebut sejak tanggal 25 Desember 2021 yang lalu. Saat ini prima menjual gas ukuran 12Kg Rp20 ribu lebih mahal dari harga sebelumnya.
"Kalau untuk eceran kita jual Rp172 itu yang isi ulang, kalau sama tabung harga Rp450an, sebelumnya Rp150 ribu sampai Rp155 ribu, jadi kenaikannya sekitar 20 ribu," ujar saat ditemui MNC Portal, Kamis (30/12/2021).
Meski demikian saat ini masih belum begitu berpengaruh terhadap penjualan gas di agennya. Baik permintaan dari tabung gas ukuran 3Kg maupun permintaan gas ukuran 12Kg.
"Untuk gas yang ukuran 3 kg juga sampai saat ini masih normal juga, jadi belum ada peningkatan peningkatan, mungkin belum ya, karena naiknya kan baru tanggal 25 (Desember) kemarin," sambungnya.
Meskipun posisi Prima sebagai penjual yang mengambil keuntungan dari modal yang dikeluarkan, dirinya berharap kepada pemerintah untuk mengendalikan situasi kenaikan barang yang ada belakangan ini.
"Lebih di kontrol aja lah, kenaikan harga jangan mendadak semua, kita namanya lagi begini, apa-apa naik, sementara kondisi ekonomi selama pandemi ini kan juga lagi kurang bagus, kalau bisa coba di stabilkan aja lah, kita sebagai pedagang juga kan kalau harga naik, daya beli masyarakat tidak sampai, itu juga kan nanti berpengaruh sama kita," kata Prima.
Sampai pada warung kelontong, harga gas elpiji ukuran 12Kg tersebut menjadi Rp185 ribu. Pemilik salah satu warung kelontong yang berada di bilangan Jakarta Timur, Rusdi mengatakan saat ini dirinya belanja gas elpiji sudah mendapatkan harga terbaru yang naik sekitar Rp15 hingga Rp20 ribu.
"Untuk yang 12kg Rp185 ribu, ini naiknya sih baru semingguan, naiknya itu sekitar Rp15-20 ribu, masyarakat sih belum ada yang beli, jadi belum tahu, mungkin kalau dikasih tau nanti kaget mereka itu," kata Rusdi.
Bisa mungkin nanti masyarakat nanti memilih gas yang 3 Kg, soalnya yang 12 Kg itu mahal bangat, sebelumnya harga Rp165 ribu, sekarang Rp185 ribu, tahun sebelumnya tidak naik, baru ini," sambungnya.
Kenaikan harga gas ini memiliki dampak cukup dalam untuk pengusaha warung makan. Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Mukroni mengatakan naiknya harga gas elpiji ukuran 12Kg membuat warungnya mulai beralih menggunakan gas elpiji ukuran 3Kg. Sebab jika harus mengikuti harga gas elpiji ukuran 12Kg, Mukroni mengatakan pendapatanya dapat menyusut tajam.
"Tidak masuk ke biaya variabel operasional warteg, kalau pakai gas 12 kg untungnya kecil, kemakan dibiaya masak dari mahalnya harga gas, kalau yang kecil bisa 30-40 % profitnya yg pakai gas melon atau ukuran 3Kg, sedang menggunakan gas 12 kg (keuntungan) di bawah 15 %," tutur Mukroni saat di hubungi MNC Portal.
(SANDY)