ECONOMICS

Harga Kedelai Melonjak, Produsen Khawatir Produksi Tahu Terhenti

Ade Suhardi 28/09/2022 20:39 WIB

Saat ini harga kedelai yang normalnya seharga Rp8.000 per kilogram naik menjadi Rp13.000 per kilogram.

Harga Kedelai Melonjak, Produsen Khawatir Produksi Tahu Terhenti (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga kedelai impor ikut naik imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu menambah beban produksi produsen tahu di Kabupaten Bekasi.

Saat ini harga kedelai yang normalnya seharga Rp8.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp13.000 per kilogram. Deden (51) produsen tahu yang ada di Kampung Tangsi, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat menuturkan, kenaikan harga kedelai impor berdampak pada penurunan jumlah produksi, dan omset penjualan.

Selain itu, terjadi penurunan produksi hingga 50 persen dan memaksanya harus mengurangi jumlah pekerja. Menurutnya, sebelumnya ada 80 orang yang bekerja di pabriknya, namun saat ini hanya tersisa 40 orang, dan itu pun harus secara bergilir bergantian agar bisa tetap bekerja.

"Awalnya saya nyetok 8 kwintal, sekarang cuma 6 kwintal. Jumlah pegawai tadinya ada 80 orang, sekarang 40 orang saja," ujar Deden saat ditemui di lokasi, Rabu (28/9/2022).

Ia mengaku, kenaikan harga kedelai yang didatangkan dari negara Amerika Serikat tersebut sudah terjadi sejak bulan Juni 2022 lalu.

"Kenaikannya itu sedikit-sedikit, kadang sehari naik Rp100, Rp200, Rp300. Cuma setiap hari. Sampai sekarang yang tadinya satu kilogram harganya Rp8.000, jadi Rp13.000," kata Dede saat ditemui di lokasi, Rabu (28/9/2022).

Lebih lanjut, lonjakan harga kedelai dipengaruhi oleh inflasi global dan kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah. Kenaikan harga kedelai juga diperparah dengan imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Sudah pasti terpengaruh, karena proses pengiriman kedelai juga naik karena harga solar naik. Otomatis pengrajin seperti kami juga harus bayar lebih mahal," ungkapnya.

Meski begitu, Deden belum menaikan harga jual tahu dan mengurangi ukuran tahu lantaran khawatir pelanggan akan keberatan.

"Sekarang belum bisa kami naikkan harga tahunya, karena harus kompak. Masih kami diskusikan dengan pedagang lainnya," ungkapnya.

Dengan tingginya biaya produksi, Deden tetap harus bisa memproduksi tahu meski merugi. Jika harga kedelai terus tinggi, produksi ditempatnya bisa dihentikan.

"Iya kita mau gak mau ini harus menaikan harga, kalau tidak bisa istirahat produksi," tutupnya.

(DES)

SHARE