ECONOMICS

Harga Masih Melonjak, Ekspor CPO RI Diprediksi Tembus di Atas Rp358 Triliun

Oktiani Endarwati 15/12/2021 17:17 WIB

Tingginya harga crude palm olil (CPO) membuat produsen kelapa sawit terus menggenjot ekspornya.

Harga Masih Melonjak, Ekspor CPO RI Diprediksi Tembus di Atas Rp358 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Tingginya harga crude palm olil (CPO) membuat produsen kelapa sawit terus menggenjot ekspornya. Diperkirakan nilai ekspor CPO tahun ini bakal tembus lebih dari USD35 miliar atau setara Rp358 triliun.

Harga pada bulan Oktober mencapai USD1.368 per ton CIF Rotterdam, lebih tinggi dari harga bulan September sebesar USD1.235 per ton dan Agustus sebesar USD1.236 per ton.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono mengatakan, nilai ekspor produk sawit pada bulan Oktober 2021 mencapai USD3,67 miliar, dengan volume ekspor sebesar 3,21 juta ton atau naik 230.000 dibandingkan bulan September.

Kenaikan terbesar pada olahan minyak sawit yaitu sebesar 298.000 ton atau 13,54% lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sedangkan untuk CPO turun sebesar 7% dari bulan September menjadi 147.000 ton.

"Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Mesir sebesar 110.7000 ton sehingga menjadi 165.100 ton. Ekspor ke China pada Oktober masih mengalami kenaikan 73.700 ton menjadi 698.800 ton yang secara YoY 26,6% lebih besar dari pada 2020," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/12/2021).

Untuk tujuan India, ekspor turun 86.200 ton menjadi 245.600 ton. Sementara ekspor ke 27 negara Uni Eropa terjadi kenaikan ekspor sebesar 91.600 ton dari bulan September 2021.

"Sampai dengan bulan Oktober 2021, nilai ekspor produk kelapa sawit mencapai USD29,528 miliar yang merupakan pencapaian nilai ekspor tertinggi selama ini," jelas Mukti.

Dengan perkiraan produksi CPO dan PKO November-Desember 2021 sebesar 9,39 juta ton dan konsumsi 3 juta ton, maka tersedia 6,4 juta ton untuk ekspor.

Mukti melanjutkan, untuk November dan Desember 2021 ekspor dalam bentuk olahan diasumsikan 2,2 juta ton, ekspor CPO 300.000 ton per bulan, ekspor olahan PKO 150.000 ton, serta oleokimia 350.000 ton per bulan.

"Maka ekspor November-Desember 2021 diperkirakan akan mencapai 6 juta ton, sehingga total ekspor 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 34,9 juta ton atau sekitar 0,9 juta ton lebih besar dari ekspor 2020 sebesar 34 juta ton," papar Mukti.

Dia menuturkan, harga minyak sawit untuk bulan November dan Desember 2021 diperkirakan akan melandai, tetapi sangat mungkin masih lebih dari USD1.300 per ton CPO Cif Rotterdam.

Turunnya harga disebabkan panen oilseed yang relatif baik, tetapi industri crushingnya masih terkendala karena berbagai hal yang berbeda di negara produsen oilseed seperti Argentina, Brazil dan Rusia sehingga penurunan harga minyak nabati pada umumnya tertahan.

"Dengan perkiraan harga dan volume ekspor seperti diuraikan sebelumnya, nilai ekspor minyak sawit 2021 akan sangat mungkin mencapai lebih dari USD35 miliar," tutupnya. (RAMA)

SHARE