Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah, Was-Was The Fed Kerek Suku Bunga
Harga minyak mentah dunia pada hari Senin (20/3/2023) turun ke level paling rendah sejak 2021 di tengah kekhawatiran potensi kenaikan suku bunga AS, The Fed.
IDXChannel - Harga minyak mentah dunia pada hari Senin (20/3/2023) turun ke level paling rendah sejak 2021 di tengah-tengah kekhawatiran risiko efek domino pada sektor perbankan global dan potensi kenaikan suku bunga AS dapat memicu resesi yang pada akhirnya akan melemahkan permintaan bahan bakar.
Dalam perdagangan yang bergejolak, minyak mentah berjangka Brent untuk Mei turun USD2,07 atau 2,8%, menjadi USD70,90 per barel pada 09.50 GMT. Sementara minyak mentah berjangka West Texas (WTI) AS untuk April turun USD1,88 atau 2,8%, pada USD64,86 sebelum berakhir pada hari Selasa.
Brent dan WTI sebelumnya mencapai posisi terendah yang terakhir tercatat pada Desember 2021, dengan WTI tenggelam di bawah USD65 per barel. Kedua benchmark kehilangan lebih dari 10% nilainya minggu lalu karena krisis perbankan semakin dalam.
Penurunan minyak terjadi meskipun terdapat kesepakatan bersejarah untuk UBS, bank terbesar Swiss, yang membeli Credit Suisse dalam upaya menyelamatkan bank terbesar kedua di negara itu. Setelah kesepakatan diumumkan, Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (the fed), Bank Sentral Eropa dan bank sentral utama lainnya berjanji untuk meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung bank lain.
Namun, saham dan obligasi perbankan terus anjlok pada hari Senin sebagai tanda masih rapuhnya kepercayaan investor.
"Fokus pasar adalah pada volatilitas sektor perbankan saat ini dan potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Fed," ujar Head of Commodity Research National Australia Bank Baden Moore, dilansir dari laman Reuters, Senin (20/3/2023).
Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada 22 Maret meskipun gejolak sektor perbankan baru-baru ini. Namun, beberapa eksekutif meminta bank sentral untuk menghentikan sementara pengetatan kebijakan moneternya untuk saat ini dan melanjutkan kenaikan suku bunga di masa mendatang.
"Volatilitas kemungkinan akan bertahan minggu ini, dengan kekhawatiran pasar keuangan yang lebih luas kemungkinan akan tetap berada di garis depan," pungkas analis ING Bank, dilansir Reuters (20/3/2023).
(YNA)