IDXChannel - Raksasa perbankan investasi global Goldman Sachs (GS) telah memangkas proyeksinya untuk harga minyak mentah Brent Berjangka menjadi di bawah USD100 per barel pada 2023.
Pada Sabtu (18/3), Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak mentah Brent menjadi rata-rata USD94/barel dalam 12 bulan ke depan dan menurunkannya menjadi USD97 per barel pada paruh kedua 2024.
Terlepas dari optimisme permintaan China, harga minyak telah turun tajam, didorong oleh krisis perbankan yang sedang berlangsung dan ketakutan akan resesi, serta investor yang panik dalam seminggu terakhir.
"Secara historis, setelah peristiwa yang melukai seperti itu, penentuan posisi dan harga hanya pulih secara bertahap, terutama harga jangka panjang," kata analis Goldman, dikutip Bloomberg News.
Selanjutnya, raksasa perbankan yang berbasis di New York tersebut telah memangkas proyeksi permintaannya untuk Amerika Utara dan Eropa dan menaikkannya untuk China pada tahun ini.
Pada Desember 2022, GS mematok komoditas ini sebagai kelas aset 'berkinerja terbaik' pada 2023 dan menjadi sangat bullish serta diperkirakan akan memberikan pengembalian lebih dari 40% kepada investor.
Sebelumnya, GS memproyeksikan minyak mentah Brent Berjangka melonjak menjadi USD105 per barel hingga Q4 tahun 2023.
Sayangnya, harga Brent Berjangka dan WTI Berjangka anjlok hingga 15% pada pekan lalu, membukukan kerugian mingguan terburuk sepanjang 2023. Kondisi ini diakibatkan krisis perbankan yang memacu kekhawatiran lebih luas dan merusak aktivitas ekonomi dan berpotensi merusak permintaan minyak mentah.
Kekhawatiran melambatnya permintaan telah sangat membebani pasar minyak tahun ini, di mana sejumlah saham raksasa minyak juga anjlok dalam perdagangan minggu lalu.
Saham Raksasa ExxonMobil (XOM) anjlok 1,34% pada penutupan perdagangan Jumat (17/3), sementara Chevron (CVX) turun 1,63%. Adapun dua raksasa lain yaitu ConocoPhilips (COP) dan Occidental Petroleum (OXY) turun masing-masing 2,06% dan 0,95% dengan penurunan paling dalam oleh COP. (Lihat grafik di bawah ini.)
Pasar Minyak Sempat Optimis
Pada awal Maret lalu, sejumlah proyeksi masih menempatkan pasar minyak optimis sepanjang tahun ini.
Proyeksi Refinitiv, misalnya, memilih dua faktor yang akan mendorong harga minyak di sisi penawaran dan permintaan, masing-masing yakni Rusia dan China.
Refinitiv mengharapkan minyak mentah Brent naik di atas USD100 per barel pada akhir tahun dan rata-rata USD90 untuk setahun penuh 2023.