Harga Minyak Goreng Melonjak, Pedagang Mengeluh: Sulit Dapat Keuntungan
Harga jual gorengan yang diproduksi tidak mungkin dinaikkan karena berpengaruh pada minat beli konsumen
IDXChannel - Melonjaknya harga minyak goreng sekitar sebulan belakangan membuat penjual gorengan mengaku kesusahan dalam memperoleh keuntungan dagangannya.
Pasangan suami istri yang sehari-hari menjual gorengan di Solok Selatan, Kartika dan Eko menyebut, kenaikan minyak goreng ini cukup berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan setiap hari.
Sementara, harga jual gorengan yang diproduksi tidak mungkin dinaikkan karena berpengaruh pada minat beli konsumen.
"Kenaikan ini sudah berlangsung sekitar sebulan lebih dari harga Rp14 ribu/liter sekarang jadi Rp19 ribu/liter. Ini menyulitkan kami untuk memperoleh keuntungan dagangan, sebab jualan ini untung tipis saja," katanya.
Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pemasukan dari hasil penjualan yang semakin minimal. Sementara harga gorengan tidak bisa dinaikkan juga.
Eko mengatakan dalam sehari membutuhkan sekitar 5 liter minyak goreng dan sekitar 5 kilogram tepung terigu sebagai bahan untuk membuat gorengan. Selain itu juga dibutuhkan bahan baku seperti tempe, tahu, pisang dan lobak.
Terkait harga tepung, kata Eko tidak mengalami kenaikan dan berkisar diharga Rp8 ribu/kg.
"Kami hanya pedagang kecil yang menggantungkan perekonomian dari jualan gorengan ini tiap harinya dan harus menghidupi dua orang anak yang masih kecil-kecil. Tentunya berharap harga minyak bisa kembali turun sediakala," ujarnya.
Ia mengaku hanya menjual satu buah gorengan seharga Rp1 ribu, baik itu goreng pisang, goreng bakwan, tempe dan tahu. "Semoga saja harga minyak cepat stabil kembali," harapnya.
Senada, seorang penjual kacang tanah goreng (tojin), Yurliati (48) di Muara Labuh juga mengaku kesulitan akibat kenaikan harga minyak goreng karena tidak bisa menekan biaya produksi sedangakan harga jual kacang tojin tidak mungkin dinaikkan.
"Harga jual kacang tojin tidak mungkin naik karena berdampak pada konsumen atau pembeli sementara bahan baku naik," sebutnya.
Terpisah, seorang Ibu rumah tangga, Hasna (58) juga mengeluh terkait kenaikan harga minyak goreng dipasaran.
"Saat ini perekonomian juga susah dan minyak merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda karena urusan perut. Harapannya harga minyak goreng bisa turun," sebutnya.
(SANDY)