Harga Produk Mamin Diproyeksi Naik Lagi di 2023, Ini Pemicunya
Produsen makanan dan minuman olahan memberi sinyal untuk menaikan kembali harga produknya pada 2023.
IDXChannel - Produsen makanan dan minuman olahan memberi sinyal untuk menaikan kembali harga produknya pada 2023. Pemicunya yaitu biaya pokok produksi yang mengalami peningkatan.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), Adhi S. Lukman, mengungkapkan ganguan rantai pasok bahan baku akibat konflik Geopolitik Rusia-Ukraina masih berdampak hingga saat ini.
Walaupun disebutkan Adhi pasokan bahan baku hingga saat ini tidak mengalami gangguan, karena bisa didatangkan dari negara lain, namun konsekuensinya harga bahan baku tersebut yang lebih mahal.
"Contohnya gandum, banyak pengganti dari Amerika, Australia, akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri banyak terjadi kenaikan (harga)," ujar Adhi dalam Market Review IDXChannel, Kamis (5/1/2023).
Ditambah lagi biaya logistik yang masih mahal efek naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa bulan lalu.
"Mau tidak mau, pelaku usaha menyesuaikan harga di akhir tahun lalu dan awal tahun ini, akan tetapi keniakan harga pangan olahan itu tidak bisa sebesar kenaikan harga bahan baku, sehingga ini yang menggerus bottom line kita," sambungnya.
Adhi mengatakan saat ini strategi yang diambil para pelaku usaha adalah dengan mengurangi marginnya akibat kenaikan harga bahan baku. Karena pelaku usaha cenderung mempertahankan market dan daya beli masyarakat.
"Daripada kita turun penjualannya lebih baik kita mengurangi margin tetapi omzet terus meningkat, ini strategi jangka panjang, kita tidak melihat jangka pendek," lanjut Adhi.
Adhi berharap pemerintah membantu menjaga daya beli masyarakat sebab kondisi perekonomian saat ini masih belum pulih pasca pandemi covid 19.
"Karena memang masih banyak masyarakat kita yang butuh bantuan, apalagi akibat pandemi belum pulih 100% dan sempat banyak yang kehilangan pekerjaan," kata Adhi.
"Kami berharap pemerintah konsisten (memberikan bantuan) sehingga secara umum baik menengah bawah maupun menengah atas semua daya beli aman," pungkasnya. (NIA)