ECONOMICS

Harum Energy (HRUM) Catat Penjualan Batu Bara Capai 1,8 Juta Ton hingga Kuartal I 2023

Cahya Puteri Abdi Rabbi 09/06/2023 15:46 WIB

HRUM mengungkap terjadi kenaikan volume penjualan batu bara sepanjang kuartal pertama tahun 2023. Total penjualan batu bara HRUM tercatat sebesar 1,8 juta ton.

Harum Energy (HRUM) Catat Penjualan Batu Bara Capai 1,8 Juta Ton hingga Kuartal I 2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengungkap terjadi kenaikan volume penjualan batu bara sepanjang kuartal pertama tahun 2023. Total penjualan batu bara HRUM tercatat sebesar 1,8 juta ton.

“Secara pertumbuhan, naik 104,8% dari periode yang sama tahun 2022 lalu. Jika dibandingkan dengan kuartal terakhir tahun 2022 mencerminkan kenaikan 52,5%,” kata Direktur Utama HRUM, Ray A. Gunara dalam paparan publik secara daring, Jumat (9/6/2023).

Pasar penjualan, Cina menjadi negara tujuan dengan komposisi penjualan sebesar 48%, disusul Jepang dengan komposisi penjualan sebesar 22%. 

Komposisi penjualan batu bara HRUM ke Bangladesh sebesar 6%, India sebesar 3% dan Thailand sebesar 2%. Sementara untuk pasar domestik, HRUM mencatatkan penjualan batu bara sebesar 19%.

Per Maret 2023, HRUM mengantongi laba bersih sebesar USD103,02 juta, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD62,80 juta. 

Adapun, pendapatan perseroan tercatat sebesar USD294,50 juta, dari sebelumnya sebesar USD152,17 juta. Di sisi lain, pada periode ini, perseroan mencatatkan total biaya produksi batu bara per ton naik 5,5% dibandingkan pada kuartal pertama tahun 2022 lalu. 

Sedangkan, stripping ratio perseroan turun menjadi 7,5x dari sebelumnya 10,2x, sehingga mengurangi kenaikan biaya produksi.

“Meningkatnya biaya produksi ini disebabkan adanya kenaikan biaya royalti per ton sebesar 22,5% dan kenaikan biaya persediaan di anak perusahaan kami yang melakukan penambangan batu bara,” ujar Ray.

Hingga akhir tahun 2023, HRUM menargetkan produksi batu bara sebesar 5,5 juta hingga 6 juta ton. Dengan stripping ratio yang ditargetkan sebesar 10,5x-11,0x. 

Adapun, target tersebut dapat berubah tergantung pada kondisi pasar, kesiapan lahan dan perizinan.

(SLF)

SHARE