Hasilkan Gas 192 MMSCFD, Proyek Jambaran Tiung Biru DItarget Beroperasi Juli 2022
Proyek yang merupakan salah satu proyek strategis nasional tersebut berada dalam wilayah pelaksanaan PEP Cepu.
IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Komisi VII DPR RI baru saja memantau langsung perkembangan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB), Jumat (17/6). Proyek yang merupakan salah satu proyek strategis nasional tersebut berada dalam wilayah pelaksanaan PEP Cepu.
Dalam kunjungannya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyatakan bahwa JTB dirancang untuk menghasilkan gas siap jual hingga 192 juta kaki kubik per hari (Million Standard Cubic Feet per Day/MMSCFD), dari gas input sebesar 330 MMSCFD gas yang dihasilkan akan menunjang sektor Kelistrikan, Pupuk dan Industri di Pulau Jawa.
“Proyek JTB direncanakan onstream pada bulan Juli 2022. Berdasarkan perkembangan penyelesaian proyek dan hasil pemantauan di lapangan, diperkirakan gas sudah bisa mengalir tanggal 20 Juli 2022," ujar Dwi, dalam keterangan resminya, Sabtu (18/6/2022).
Selain itu, menurut Dwi, keberadaan proyek ini turut memberikan dampak berganda dengan keterlibatan indusri dalam negeri skala besar sampai kecil, termasuk industri di daerah. Dwi membeberkan, proyek JTB memiliki estimasi biaya pengembangan proyek senilai USD1,55 miliar, atau setara dengan Rp22 triliun, dengan Komitmen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen, atau setara dengan Rp8,8 triliun.
Lebih lanjut Dwi mengatakan, dukungan dari para pemangku kepentingan, termasuk Komisi VII DPR sangat berperan dalam mengoptimalkan pengelolaan indutri hulu migas nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VII DPR RI, Nasril Bahar, mengatakan bahwa proyek JTB ini sangat strategis dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat Bojonegoro dan Jawa Timur lainnya sekaligus Jawa Tengah.
"Karena dengan pemenuhan energi dari JTB akan terjadi pergerakan ekonomi, yang sekaligus akan memberikan pemasukan bagi negara melalui sales gasnya sehingga JTB akan menjadi tumpuan penting dalam pemenuhan energi nasional,” ungkap Nasril.
Kunjungan spesifik Komisi VII DPR ke proyek JTB memberikan makna untuk terus menguatkan industri hulu migas di area Jawa Timur dan sekitarnya yang saat ini memberikan kontribusi sebesar 24,4 persen terhadap total lifting minyak dan gas secara nasional.
Sehingga kehandalan operasional pengelolaan hulu migas serta dapat diselesaikannya proyek-proyek hulu migas dapat menjaga pasokan migas untuk mendukung upaya membangun ketahanan energi untuk pembangunan berkelanjutan untuk mendukung tercapainya Visi 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel (BOPD) dan gas 12 triliun kaki kubik per hari (BSCFD).
Di Jawa Timur dan sekitarnya terdapat 22 WK dimana 17 diantaranya telah memasuki fase produksi dan lima lainnya masih dalam tahap eksplorasi. 17 WK tersebut memproduksikan sekitar 203,5 ribu BOPD atau sekitar 33 persen dari Produksi Nasional dan 555. MMSCFD gas atau sekitar 10,4 persen dari produksi nasional.
Hingga tahun 2025 masih terdapat sekitar 7 proyek Gas termasuk Jambaran Tiung Biru dan 1 proyek Minyak di area ini yang semuanya akan menambah produksi hingga 500 MMSCFD dan 2800 BOPD. (TSA)