ECONOMICS

Hemat 15 Persen, Ini Hitungan Biaya Kompor Listrik 

14/09/2022 17:36 WIB

PT PLN (Persero) tengah mengupayakan program konversi dari LPG 3 kilogram ke kompor induksi.

Hemat 15 Persen, Ini Hitungan Biaya Kompor Listrik (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT PLN (Persero) tengah mengupayakan program konversi dari LPG 3 kilogram ke kompor induksi. Penggunaan kompor listrik bisa menghemat biaya antara 10% hingga 15%. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, harga keekonomian LPG 3 kilogram senilai Rp19.698 per kilogram, tergantung dari harga minyak mentah dunia. 

Namun, harga subsidi yang dilepas ke masyarakat dengan harga Rp4.250 per kilogram. Setelah ditambah biaya rantai pasok, rata-rata harga gas 3 kg perkilo-nya senilai Rp5.250 per kg. Artinya, subsidi untuk menalangi LPG 3 kg ini senilai Rp15.448 per kilogram. 

"Kemudian harga keekonomian listrik sudah di-adjust dengan yang terakhir adalah Rp11.792 rupiah per satu kilo listrik ekuivalen, itu sekitar 7,19 kWh. Kemudian dalam hal ini kami melepas ke masyarakat biaya listrik untuk memasak 1 kilogram ekuivalen adalah Rp 4.530 yang dibayar oleh masyarakat,” kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9/2022).

Dengam demikian, per kilogram yang digunakan untuk memasak dibandingkan dengan harga LPG 3 kg sebesar Rp5.250/kg yang dibayarkan masyarakat akan lebih murah menjadi Rp4.530 per kilogram listrik ekuivalen. 

“Nantinya masyarakat bisa merasakan dengan pakai kompor induksi biaya masakannya bisa lebih hemat sekitar 10%-15% dibandingkan menggunakan kompor LPG,” terang dia.

Darmawan mengakui, saat ini berkembang kekhawatiran dari masyarakat kalau adanya ditambah kemudian golongan struktur subsidi tarif listriknya kemudian juga digeser. 

"Sudah kami jawab juga bahwa ini tidak mengubah daya tidak mengubah struktur tarif listrik bagi golongan yang bersubsidi baik itu 450 VA maupun 900 VA yang Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS),” tegasnya. 

Seperti diketahui, sesuai arahan dalam Rapat Kabinet Terbatas yang dipaparkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pada 2022 dilakukan uji klinis sebesar 300.000 kompor induksi yang ditugaskan ke PLN dan menggunakan anggaran dari perusahaan listrik pelat merah ini. 

Lantas, di tahun 2023 hingga 2025 mendatang, masih mengacu pada arahan Menko Perekonomian, program uji klinis ini ditambah 5 juta kompor induksi per tahunnya menjadi program pemerintah sebagai energy strategy dan energy policy. 

“Tentu saja di sini ada subsidi LPG nya kemudian ada biaya matching memasaknya, penghematan subsidi, dan ada pemberian kompor dan utensil kepada keluarga penerima manfaat dan di bawahnya net penghematan subsidinya,” katanya.
 
Jika melihat sekilas, memang ada biaya untuk konversi baik itu kompornya untuk utensilnya. Tetapi begitu ini berjalan, maka ada penggunaan kilo watt hour (kwh) listrik ini dapat menghemat biaya per kilogramnya Rp 8.100 hingga Rp 8.200 per kilogram LPG yang dikonversi menjadi 1 kilogram listrik ekuivalen. 

(DES)

SHARE