ID Food Anggarkan Rp28,7 Triliun untuk Penjaminan 12 Komoditas CPP
Sembilan komoditas tersebut meliputi minyak goreng, ayam, telur, ikan, bawang merah, bawang putih, daging ruminansia, cabai dan gula pasir.
IDXChannel - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food, telah menganggarkan sedikitnya Rp28,7 triliun untuk dana penjaminan yang dialokasikan bagi 12 komoditas Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
"Anggaran digunakan untuk program cadangan pangan pemerintah, yang dapat plafon anggaran ada dua, yaitu Bulog dan ID Food," ujar Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan, Senin (8/1/2024).
Sebagai Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan, ID Food mendapat tugas untuk pembiayaan sembilan dari 12 komoditas CPP. Sembilan komoditas tersebut meliputi minyak goreng, ayam, telur, ikan, bawang merah, bawang putih, daging ruminansia, cabai dan gula pasir. Sementara tiga lagi sisanya, yaitu beras, kedelai dan jagung, berada dalam naungan Perum Bulog.
Menurut Frans, penyerapan terbesar kemungkinan akan terdapat pada komoditas daging ayam dan telur, sebab ID Food sejauh ini masih melanjutkan program yang dilaksanakan sejak 2023 lalu, untuk mengatasi stunting di tujuh provinsi.
"Kemudian, yang kemungkinan penyerapannya juga besar ada di minyak goreng, daging sapi dan gula," tutur Frans.
Diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menyiapkan dana penjaminan senilai Rp28,7 triliun yang akan diberikan kepada Bulog dan ID Food untuk salah satunya menyerap produksi beras dari panen raya 2024.
Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dana penjaminan diperlukan untuk memastikan offtaker yang menjadi kendala oleh petani dan peternak.
Sehingga, Arief meminta para petani dan peternak untuk berfokus pada produksi saja dan BUMN di bidang pangan akan siap menyerap hasil produksi dengan harga yang bagus.
Pihaknya bersama Perum Bulog, dikatakan Arief, terus bersiap menyambut panen raya di 2024. Penyerapan produksi dalam negeri guna memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP), ditegaskan Arief, menjadi prioritas demi ketahanan pangan nasional. (TSA)