ECONOMICS

IKM Terpukul Usai Penjualan Pakaian Bekas Impor Susupi E-Commerce

Ikhsan Permana SP/MPI 06/04/2023 13:40 WIB

Penjualan baju bekas impor di e-commerce dan socio-commerce merupakan penyebab IKM yang memproduksi pakaian jadi, semakin sangat terpukul.

IKM Terpukul Usai Penjualan Pakaian Bekas Impor Susupi E-Commerce. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, penjualan baju bekas impor di e-commerce dan socio-commerce merupakan penyebab industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi pakaian jadi, semakin sangat terpukul.

"Yang paling memukul memang dalam dua tahun terakhir ini justru penjualan pakaian bekas di e-commerce dan di social commerce yang itu paling memukul," ungkap Teten kepada awak media di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Menyikapi hal tersebut, Teten kembali menggelar rapat bersama Kementerian/lembaga (K/L) terkait dan perwakilan dari e-commerce. 

Adapun K/L yang menghadiri rapat di antaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Bea Cukai dan Bareskrim Polri. Sementara perwakilan dari e-commerce yang hadir ada dari iDEA, Shopee, Tokopedia, Lazada, Blibli, Tiktok, Meta dan Google.

Teten mengatakan, penanganan penyelundupan impor pakaian bekas sangat tidak mudah. Sehingga diperlukan koordinasi secara terus menerus.

"Ini harus terus kami lakukan koordinasi dari hulu sampai hilir. Dari hulu tadi penyelundupnya, terus grosir-grosirnya, distribusi sampai ke pedagang," ujarnya.

Dia menjelaskan, sebelumnya penjualan baju bekas impor dilakukan secara offline dan tertutup, sehingga dampaknya tidak terlalu besar. Namun, saat penjualannya dilakukan di e-commerce maka dampaknya begitu besar bahkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup (lifestyle).

"Keluhan yang kami terima dari masyarakat pertekstilan Indonesia, termasuk juga IKM dan UKM produsen produk pakaian jadi, itu betul-betul memang ketika ini sudah muncul di sosial media, di ecommerce itu yang cukup drastis menurun (permintaan produk pakaian jadi lokal)," jelasnya.

Bahkan, lanjut Teten, para produsen pakaian jadi lokal mengeluhkan tidak adanya pesanan masuk menjelang lebaran, padahal biasanya permintaannya membludak.

"Ini sudah menunjukkan satu indikasi bahwa produsen pakaian jadi lokal yang sebagain besar IKM atau UKM itu terpukul," pungkasnya.

(YNA)

SHARE