Imbas Pertalite Langka, Penarik Betor di Medan Terpaksa Beli Pertamax
Penarik becak motor (betor) di Kota Medan, Sumatera Utara, terpaksa mengunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.
IDXChannel - Penarik becak motor (betor) di Kota Medan, Sumatera Utara, terpaksa mengunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax. Itu setelah bbm jenis Pertalite yang sehari-hari mereka gunakan malah langka di sejumlah SPBU.
"Ya seminggu ini terpaksa (pakai Pertamax). Mau gimana lagi, Premium dan Pertalite enggak ada. Sementara kalau enggak narik dapur enggak ngebul," kata Panggalasan (45) salah seorang penarik betor yang ditemui MPI di SPBU Jalan Yos Sudarso, Pulo Brayan, Kota Medan, Senin (4/10/2021).
Pangga meminta agar Pemerintah dapat segera menuntaskan kelangkaan bbm ini. Apalagi kelangkaan terjadi di tengah minimnya penumpang.
"Masih PPKM, penumpang enggak banyak. Belum lagi kita harus bersaing dengan ojek dan taksi online. Kalau lama-lama begini, kita enggak kuat," keluhnya.
Tak hanya penarik betor, sopir taksi online juga menjerit akibat kelangkaan Pertalite ini. Jonroi (29), salah seorang sopir taksi online mengaku tak sanggup beroperasi jika harus menggunakan Pertamax. itu karena peralihan dari Premium ke Pertalite lewat program langit biru Pertamina yang ia ikuti saja, selama ini cukup menggerus pendapatan mereka.
"Dulu kita pakai Premium. Memang antri, tapi lebih murah. Tapi sejak ada program langit biru, makin susah cari Premium. Sekarang malah Pertalite yang langka. Jadi seperti dibola-bola lah kita," tukasnya.
Sebelumnya, Staf Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Haris Anza, mengatakan terjadinya kekosongan stok BBM jenis Pertalite di Medan dan sejumlah daerah lainnya di Sumut, dikarenakan adanya faktor kenaikan konsumsi rata-rata harian sejak penurunan PPKM di wilayah Sumut.
"Ada peningkatan konsumsi rata-rata 9 persen untuk jenis gasoline (Pertalite dan Pertamax Series) dan 10 persen untuk jenis gasoil (Solar dan Dex Series)," sebut Haris.
Selain itu, sambung Haris, dalam sepekan terakhir terjadi gangguan distribusi BBM akibat tanker yang sulit sandar karena gelombang laut yang cukup tinggi.
"Faktor cuaca yang kurang bersahabat memang mengganggu distribusi. Untuk mengatasinya, kamis udah melakukan optimalisasi mobil tangki dan menambah jam kerja fuel terminal BBM," pungkasnya.
Haris pun menyebut saat ini kondisi sudah mulai terkendali. Pihaknya juga terus memantau kondisi SPBU yang kosong untuk segera mendapatkan distribusi BBM.
"Kondisinya sudah aman. Distribusi sudah kita lakukan ke SPBU yang dilaporkan kosong. Saat ini dalam perjalanan. Kalau masih ada yang kosong, mohon dilaporkan ke kita agar segera kita penuhi kebutuhannya. (TYO)